Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pelatihan Pembuatan Gel Lidah Buaya (Aloe Vera) sebagai Terapi Alternatif untuk Mengatasi Dermatitis Akibat Banjir Rusidah, Yunita; Kurnia, Shinta Dwi; Fanani, Zainal; Sukoharjanti, Bintari Tri
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 6 No 3 (2024): Jurnal Peduli Masyarakat: September 2024
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v6i3.4047

Abstract

Banjir melanda hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Demak awal tahun 2024. Desa Kedungwaru Lor merupakan salah satu desa yang terdampak banjir. Wilayah Kecamatan Karanganyar Demak termasuk daerah yang mengalami genangan parah akibat robohnya enam tanggul sungai. Banjir merendam persawahan siap panen dan rumah-rumah warga dengan ketinggian lebih dari 3 meter. Dengan melihat daerah terdampak banjir yang luas dan tidak segera surut maka resiko terjadinya gangguan kesehatan terutama pada kulit semakin besar. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi dan pelatihan pembuatan gel lidah buaya yang diharapkan dapat membantu mengatasi dermatitis akibat sanitasi yang kurang baik saat bencana banjir. Pengabdian kepada masyarakat Universitas Muhammadiyah Kudus bermaksud memberdayakan anggota Aisyiyah Desa Kedungwaru Lor untuk memproduksi gel lidah buaya secara mandiri. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta mengenai manfaat dan cara pembuatan gel lidah buaya. Metode pelaksanaan dalam program pemberdayaan masyarakat ini antara lain sosialisasi dan pelatihan. Peserta sangat antusias dengan kegiatan sosialisasi dan optimis mampu memproduksi gel lidah buaya. Kegiatan ini berhasil dilaksanakan dan diikuti 37 orang anggota Aisyiyah Desa Kedungwaru Lor Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak. Selama kegiatan berlangsung warga sangat antusias, hal ini tampak pada keaktifan warga mengikuti kegiatan ini dan langsung mengaplikasikan gel lidah buaya pada kulit.
Uji Aktivitas Ekstrak Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) Pada Bakteri (Salmonella Typhi, Escherichia Coli, Staphylococus Aureus, Pseudomonas Aerogenosa, dan Stapylococus Epidermidis) Sukoharjanti, Bintari Tri; Retnowati, Eko
Majalah Farmaseutik Vol 21, No 2 (2025)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v21i2.104984

Abstract

Meningkatnya resistensi bakteri patogen terhadap antibiotik menjadi salah satu kendala utama dalam pengobatan infeksi, khususnya terhadap bakteri seperti Salmonella typhi, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus epidermidis. Salah satu alternatif yang dikembangkan adalah penggunaan ekstrak alami, seperti dari cacing tanah (Lumbricus rubellus), yang diketahui mengandung senyawa antibakteri seperti lumbrokinase, peptida, dan enzim proteolitik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol Lumbricus rubellus terhadap lima bakteri patogen menggunakan metode difusi cakram pada media Nutrient Agar (NA). Uji dilakukan dalam tiga konsentrasi (F1, F2, dan F3). Hasil menunjukkan zona hambat terbesar pada Staphylococcus aureus (16,07 mm, F2) dan Staphylococcus epidermidis (16,72 mm, F3), dikategorikan sebagai respon “kuat” dan “sedang”. Zona hambat pada Salmonella typhi berkisar antara 11,89–13,05 mm (kuat), sedangkan Pseudomonas aeruginosa dan Escherichia coli masing-masing menunjukkan respon “sedang”. Kontrol positif cefixime terhadap Salmonella typhi menunjukkan aktivitas sangat kuat (22,80 mm). Hasil ekstrak Lumbricus rubellus memiliki potensi sebagai agen antibakteri alami terhadap bakteri Gram-positif dan Gram-negatif, meskipun aktivitasnya bervariasi. Kesimpulan F3 merupakan sediaan paling potensial, dengan aktivitas sedang hingga kuat terhadap hampir semua bakteri uji, khususnya Pseudomonas aeruginosa dan S. epidermidis. Ekstrak cacing tanah memperlihatkan aktivitas kuat terhadap bakteri Gram-positif, dan aktivitas sedang terhadap Gram-negatif.
KERASIONALAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DISERTAI KOMPLIKASI HIPERTENSI DI RSUD RA KARTINI JEPARA Husna, Ulviani Yulia; Sukoharjanti, Bintari Tri; Musfiroh, Shofwatul
IJF (Indonesia Jurnal Farmasi) Vol 9, No 2 (2024): IJF (INDONESIA JURNAL FARMASI)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/ijf.v9i2.2640

Abstract

Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein serta menghasilkan komplikasi kronik seperti mikrovaskular, makrovaskular, dan gangguan neuropati sebagai akibat kurangnya fungsi insulin.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan kerasionalan penggunaan obat antidiabetes dan antihipertensi pada pasien yang menderita diabetes melitus tipe 2 komplikasi hipertensi di RSUD RA Kartini Jepara. Penelitian ini menggunakan pendekatan observasi deskriptif. Data dikumpulkan secara retrospektif dari 52 responden yang memenuhi kriteria inklusi penelitian pada rekam medik. Hasil penelitian diperoleh data penggunaan obat antidiabetes dan antihipertensi pasien diabetes melitus tipe 2 komplikasi hipertensi di RSUD RA Kartini Jepara golongan obat antidiabetes tunggal yang digunakan adalah golongan Sulfonilurea 31,4% dan Biguanidin 31,4%. Obat antihipertensi tunggal yang digunakan adalah golongan ARB 17,9% dan CCB 17,9%. Kerasionalan penggunaan obat antidiabetes dan antihipertensi diperoleh presentase tepat indikasi (100%), tepat tepat pasien (100%), tepat dosis (88,5%) dan tepat pemilihan obat (76,9 %).
PENGARUH PERBANDINGAN PEMBERIAN DOSIS EKSTRAK ETANOL DAUN NAMPU (Homelomena rubescens ‘Maggy’) TERHADAP EFEK ANTIPIRETIK PADA TIKUS PUTIH JANTAN Sukoharjanti, Bintari Tri; Retnowati, Eko; Saadah, Amelia Nailis
IJF (Indonesia Jurnal Farmasi) Vol 9, No 2 (2024): IJF (INDONESIA JURNAL FARMASI)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/ijf.v9i2.2878

Abstract

Latar Belakang: Nampu, juga dikenal sebagai "Qiannianjian", merupakan tanaman hias yang tumbuh di daerah pegunungan, di sepanjang tepi sungai, dan di sepanjang tepi danau. Tanaman ini mengandung banyak saponin dan flavonoid yang memiliki fungsi sebagai antripetik yang menurunkan suhu tubuh..Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antipiretik pada daun nampu terhadap tikus putih jantan yang diinduksi pepton.Metode : penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang dilakukan secara eksperimental group-design.Hasil : Daun nampu mengandung saponin dan flavonoid. Hasil pengujian lima ekor tikus jantan dengan membagi menjadi lima kelompok perlakuan, dengan pemberian induksi pepton (T1) suhu kelima hewan uji mengalami kenaikan suhu antarra 1,66 hingga 1,78oC dari suhu awal, pemberian aquades (K-) tidak mengakibatkan penurunan suhu tubuh kelima hewan uji, masih berada di kisaran 38oC, pemberian sirup paracetamol secara signifikan mengurangi suhu kelima hewan uji, dengan penurunan hingga 1.20oC pada menit ke-120 pasca induksi pepton denga perbandingan hasil pegujian antireptik dari kelompok ekstrak etanol daun nampu, menunjukkan pemberian dosis 250 mg/KgBB ekstrak etanol daun nampu pada hewan uji menghasilkan penurunan suhu yang signifikan hingga 0.90oC. Pemberian dosis 500 mg/KgBB ekstrak etanol dan nampu memiliki dampak yang signifikan pada perubahan suhu badan tikus hingga 1.18oC pada akhir waktu pengujian. Begitupula dengan pemberian dosis 1.000 mg/KgBB ekstrak etanol daun nampu penurunan suhu tubuh hewan uji P3 mengalami penurunan suhu yang signifikan hingga 1.28oC.Simpulan : Ekstrak etanol daun nampu dengan pemberian dosis 1.000 mg/KgBB ditemukan menjadi dosis yang paling efektik dibandingkan kedua ekstrak etanol daun nampu lainnya dimana penurunan suhu tubuh hewan uji P3 mengalami penurunan suhu tubuh yang lebih cepat dibandingkan suhu control positif (sirup paracetamol), dengan selisih penurunan suhu sekitar 3%.
Formulation and Physical Quality Testing of Cleansing Balm from Centella Asiatica (L.) URB. Extract with Castor Oil (Ricinus Communis L.) as a Makeup Remover Pramesty, Sevty Ardhia; Hasriyani, Hasriyani; Sukoharjanti, Bintari Tri
Advances in Healthcare Research Vol. 3 No. 2 (2025): March - August
Publisher : Yayasan Pendidikan Bukhari Dwi Muslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60079/ahr.v3i2.597

Abstract

Purpose: This study aimed to formulate and evaluate the physical quality of cleansing balm containing 3% Centella asiatica (L.). Urb. Extract with castor oil (Ricinus communis L.) at varying concentrations (30%, 35%, and 40%) to determine the optimal formulation as an effective and safe makeup remover. Research Method: An experimental laboratory design was conducted at the Cendekia Utama Kudus Institute of Health Technology. The Centella asiatica extract was obtained from UPT Lab Herbal Materia Medica Batu, East Java. Physical quality tests included organoleptic, homogeneity, pH, spreadability, adhesion, melting point, cleansing ability, and skin irritation tests. Data analysis was performed using SPSS, including tests for normality, homogeneity, One-Way ANOVA, and post hoc Tukey tests. Six female volunteers aged 18–30 participated in the irritation test. Results and Discussion: All formulations met physical quality standards. Formula 1 (3% Centella asiatica + 30% castor oil) demonstrated optimal results, exhibiting the best cleansing ability, easy rinsing, an ideal pH (5.61), good spreadability (4.91 cm), the highest adhesion (13.43 s), and no irritation in any of the volunteers and increasing the castor oil content above 35% reduced cleansing effectiveness, despite improving spreadability. No formulation caused erythema or edema during the 72-hour observation. Implications: The findings support the potential use of Centella asiatica and castor oil in natural, safe, and effective cleansing balm formulations. Future research should assess long-term stability, consumer acceptance, and potential scalability for commercial production.
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIFUNGAL HAIR TONIC EKSTRAK DAUN MINT (MENTHA PIPERITA L) DAN DAUN SIRIH HIJAU (PIPER BETLE L) TERHADAP JAMUR PITYROSPORUM OVALE Septia, Noersa Indah; Fanani, Zaenal; Sukoharjanti, Bintari Tri
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.48856

Abstract

Daun mint (Mentha piperita L.) serta daun sirih hijau (Piper betle L.) termasuk tanaman yang terkandung senyawa aktif seperti flavonoid dan tannin, yang diindikasikan sifatnya anti jamur. Penelitian ini tujuannya untuk merancang formulasi hair tonic berbahan kombinasi ekstrak etanol dari kedua jenis daun tersebut. Proses penelitian dilaksanakan secara eksperimental di laboratorium, mempergunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96% untuk mengekstraksi senyawa aktif dari daun mint serta daun sirih hijau. Konsenterasi ekstrak daun mint adalah 15%, 10%, 5% serta daun sirih hijau dimana konsentrasinya 5%, 10%, 15%. Hasil uji stabilitas fisik formula terbaik ada pada formula III, ditandakan dengan hasil uji organoleptis yang paling sesuai, serta nilai pH dan viskositas yang masih ada direntang persyaratan. Hasil uji aktivitas antijamur mengungkapkan bahwasanya rerata diameter zona hambat hair tonic yang terkandung ekstrak daun mint serta daun sirih hijau pada formula I, II, dan III masing-masing sebesar 1,68 mm, 3,83 mm, dan 7,45 mm. Berdasarkan klasifikasi tingkat efektivitas antifungal, formula III menunjukkan daya hambat paling tinggi pada pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale, berdiameter zona hambat sebesar 7,45mm, karenanya dianggap sebagai formula yang paling efektif. Hasil uji perhitungan One Way ANOVA didapat p = 0,000 perihal ini menunnjukkan adanya pengaruh aktivitas pemberian sediaan hair tonic ekstrak daun mint serta daun sirih hijau pada penghambatan jamur Pityrosporum ovale. Jadi hasil dari penelitian ini, formula yang paling optimal yakni formula III.
HUBUNGAN ANTARA KETEPATAN DOSIS ANTIBIOTIKA DENGAN LAMA RAWAT INAP PASIEN DENGAN GANGGUAN NAFAS DI RUANG NICU (Neonatal Intensive Care Unit) RSUD R.A. KARTINI KABUPATEN JEPARA PERIODE TAHUN 2024 Septiani, Hanim Ayun; Rahmawati, Riana Putri; Sukoharjanti, Bintari Tri
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 14, No 3 (2025): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v14i3.9517

Abstract

Gangguan nafas pada neonatus merupakan salah satu penyebab utama perawatan intensif di ruang NICU. Infeksi bakteri menjadi faktor pemicu yang sering ditemukan, sehingga penggunaan antibiotik menjadi terapi utama. Ketepatan dosis antibiotik sangat penting untuk memastikan efektivitas terapi dan mencegah resistensi, serta mempercepat proses penyembuhan. Ketidaktepatan dalam pemberian dosis dapat memperpanjang durasi infeksi dan berdampak pada lama rawat inap pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ketepatan dosis antibiotika dengan lama rawat inap pasien neonatus dengan gangguan nafas di ruang NICU RSUD R.A. Kartini Kabupaten Jepara. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cohort retrospektif, yaitu melalui penelusuran dari rekam medis pasien yang dirawat di ruang NICU RSUD R.A. Kartini Kabupaten Jepara pada periode Januari-Desember 2024. Data diperoleh melalui telaah rekam medis pasien, kemudian dianalisis menggunakan uji univariat dan bivariat uji  menggunakan uji chi-square untuk melihat hubungan antar variabel. Hasil penelitian pada 101 responden dilakukan uji chi square dan mendapat nilai            P-value sebesar 0.579 ( p = 0.05), maka Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara ketepatan dosis antibiotika dengan lama rawat inap pasien dengan gangguan nafas di ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit) RSUD R.A. Kartini Kabupaten Jepara.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN EKSTRAK DAUN KATUK TERHADAP KADAR GLUKOSA DALAM ASI PADA IBU MENYUSUI DI KECAMATAN PAMOTAN Fikabewa, Devy Anggraeni; Setyowati, Endang; Sukoharjanti, Bintari Tri
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.49490

Abstract

ASI yang berkualitas penting untuk tumbuh kembang bayi, namun sebagian ibu di Kecamatan Pamotan mengalami kendala produksi dan kualitas ASI, termasuk kadar glukosa. Ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus) dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produksi ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pemberian ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus) terhadap kadar glukosa dalam ASI ibu menyusui di Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang. Metode Penelitian menggunakan metode Quasi Experiment, dengan melibatkan 30 responden yang dibagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Responden kelompok intervensi mendapat ekstrak daun katuk dua kali sehari selama 14 hari. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak mendapat ekstrak daun katuk dua kali sehari selama 14 hari. Kadar glukosa ASI diukur sebelum dan sesudah intervensi menggunakan glukometer. Kelompok kontrol dan intervensi diberikan kuesioner sebanyak 15 pertanyaan, format penjelasan, lembar informed consent, lembar asupan makanan serta keluhan selama mengonsumsi ekstrak daun katuk. Hasil Penelitian menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan ibu setelah diberikan edukasi tentang ekstrak daun katuk, dengan rata-rata skor pengetahuan kelompok kontrol pre test sebesar 49,93 dan post tetst sebesar 69,07, serta pada kelompok intervensi pre test sebesar 45,80 dan post test sebesar 73,07. Kadar glukosa ASI kelompok kontrol meningkat dari 37,67 mg/dl menjadi 44,80 mg/dl dan pada kelompok intervensi dari 39,00 mg/dl menjadi 58,53 mg/dl. Kesimpulan: Daun katuk meningkatkan kadar glukosa dan volume ASI, serta pengetahuan ibu tentang manfaatnya, sehingga berpotensi mendukung keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
Formulation and Efficacy Test of Antistress Aromatherapy Candles Containing Peppermint Leaf Essential Oil (Mentha Piperita L) and Clove Leaf Essential Oil (Syzygium Aromaticum L) on Mice (Mus Musculus) Nazilla, Khunut; Rahmawati, Riana Putri; Sukoharjanti, Bintari Tri
Advances in Healthcare Research Vol. 3 No. 2 (2025): March - August
Publisher : Yayasan Pendidikan Bukhari Dwi Muslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60079/ahr.v3i2.523

Abstract

Purpose: This study aims to determine the effectiveness of aromatherapy candles containing peppermint (Mentha piperita L.) and clove (Syzygium aromaticum L.) essential oils at concentrations of 3%, 5%, and 7% on mice. Research Method: This study employed a laboratory experimental method with a post-test-only control group design. The formula used in this study was a combination of peppermint and clove with concentrations FII (2%:1%), FIII (3%:2%), and FIV (4%:3%), as well as negative and positive controls (lavender). The evaluation was conducted on physical tests of the candles, including organoleptic tests, burn time tests, and melting point tests. The antistress effectiveness testing was divided into five groups, each consisting of 5 mice. The first treatment involved the Tail Suspension Test to induce stress in the mice. Subsequently, the mice were exposed to aromatherapy candles, and the Forced Swimming Test was conducted. The test results were analyzed using the One-Way ANOVA test. Results and Discussion: All aromatherapy candle formulas met the physical evaluation test requirements. Formulas FII and FIII demonstrated antistress efficacy with a significance value of less than 0.05. Implications: These results indicate that the combination of peppermint leaf essential oil and clove leaf essential oil has potential as an active ingredient in anti-stress aromatherapy candles. Further research is needed to support its effectiveness on a broader scale.