Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan tanaman obat yang dapat dikembangkan untuk pengobatan ikterus. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek rebusan rimpang segar (RRS), rebusan rimpang kering (RRK), minyak atsiri, dan kurkumin Curcuma xanthorrhiza Roxb. terhadap kadar bilirubin pada tikus Wistar jantan yang diinduksi parasetamol. Tikus Wistar jantan dikelompokkan menjadi 10 kelompok, meliputi kelompok I dan II masing-masing kontrol normal dan kontrol negatif, kelompok III, IV, dan V yaitu praperlakuan RRS 0,75 g/kg BB, 2,25 g/kg BB, dan 6,75 g/kg BB, masing-masing selama 9 hari, kelompok VI, VII, dan VIII yaitu praperlakuan RRK 0,45 g/kg BB, 1,35 g/kg BB, dan 4,05 g/kg BB, masing-masing selama 9 hari, kelompok IX yaitu praperlakuan minyak atsiri 1,01 μl/kgBB selama 9 hari, dan kelompok X yaitu praperlakuan kurkumin 75 μg/kg BB selama 9 hari. Kelompok II, III ,IV, V, VI, VII, VIII, IX, dan X pada hari ke-7, 8, dan 9 diinduksi parasetamol 3 g/kg BB. Darah diambil pada hari ke-0 dan 4 setelah induksi parasetamol kemudian diukur kadar bilirubin. Hasil yang diperoleh distatistik menggunakan uji One-Way ANOVA dilanjutkan uji LSD dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praperlakuan RRS 0,75 g/kg BB menurunkan kadar bilirubin secara bermakna. RRK, minyak atsiri, dan kurkumin tidak menurunkan kadar bilirubin secara bermakna. Minyak atsiri menunjukkan efek menurunkan kadar bilirubin lebih baik dibandingkan kurkumin. Hal ini dapat disimpulkan bahwa praperlakuan RRS 0,75 g/kg BB memberikan hasil optimum dalam menurunkan kadar bilirubin. RRS merupakan jenis ekstrak temulawak yang potensial untuk pengembangan produk untuk pengobatan ikterus.
Copyrights © 2023