Tidak sedikit  kaum sufi yang menjadikan mahabbatullahsebagai  puncak harapan hidupnya, seperti Rabiâah  al-âAdawiyah,  Dzan-Nun  al-Masri, Bayazid  dan  lainnya, sepadan dengan banyaknya kaum sufi yang menorehkan karya  mahabbah atau  tasawuf cintanya, seperti Ibn Abi al-Khair,  Jalal  ad-Din  ar-Rumi, Abd  al-Karim  al-Jili, Ibn  al-Faridh, dan  Abu  Hamid al-Ghazali.  Tulisan ini berupaya  mendeskripsikan  pemikiran  tasawuf  cinta al-Jili dengan dikaitkan dengan konsep manusia yang sempurna.  Manusia  sempurna  adalah  manusia  yang dapat mencerminkan nama  dan  sifat-sifat Tuhan. Manusia  sempurna  ini  mewujud  dalam   para  nabi, rasul,  dan  kaum sufi  yang  suci  (wali). Untuk meraih kesempurnaan ini memerlukan usaha  untuk mencintai dan  mendekat kepada Tuhan melalui berbagai tahap atau  tingkatan, dari  al-khullah, al-hubb,  al-khitam, dan al-ubudiyah.
Copyrights © 2015