Kerjasama Indonesia-Australia dalam mengatasi emisi gas terbentuk karena kedua negara memiliki permasalahan yang sama yaitu negara penghasil emisi gas yang tinggi. Hal tersebut membuat Indonesia- Australia membentuk suatu kemitraan yaitu IAFCP (Indonesia-Australia Forest Carbon Partnership). Kemitraan tersebut merupakan cara untuk mengimplementasikan mekanisme REDD+ dengan membentuk suatu proyek yaitu KFCP (Kalimantan Forest Climate Partnership). Namun pada proses pengerjaan, proyek ini mengalami kegagalan. Kegagalan tersebut karena adanya hubungan yang kurang baik antara staf KFCP dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memaparkan mengapa kerjasama Indonesia-Australia dalam mengatasi emisi melalui proyek KFCP mengalami kegagalan dengan menggunkan metode kualitatif dan sumber data yang dicari menggunakan data sekunder. Dalam menganalisis penelitian ini, menggunakan teori kerjasama bilateral dan teori biosenstris untuk mengetahui mengapa kerjasama ini mengalami kegagalan. Hasil dari penelitian ini menunjukan apa saja yang menjadi penyebab kerjasama ini mengalami kegagalan.
Copyrights © 2024