Studi ini menyelidiki keistimewaan dalam kemampuan berkomunikasi antarbudaya di dalam pernikahan antarbudaya. Fokus utama penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kemampuan komunikasi individu dalam pernikahan lintas budaya sebagai cara untuk mengatasi dan mengelola perbedaan budaya. Fokus diskusi artikel ini adalah perempuan Indonesia yang menikah dengan laki-laki keturunan Swedia. Peneliti melanjutkan untuk mengumpulkan data melalui wawancara semi-terstruktur setelah menyelesaikan formulir persetujuan peserta. Hasil menunjukkan bahwa fokus utama artikel ini adalah konsep kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain dalam konteks hubungan antarbudaya. Teori Chen digunakan sebagai dasar penelitian ini. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana keterampilan komunikasi pasangan, keterampilan sosial, fleksibilitas, dan adaptasi psikologis berdampak pada keberhasilan hubungan antar budaya mereka. Selain itu, para peneliti menggunakan teori Developmental Model of Intercultural Sensitivity (DMIS) Bennet untuk menyelidiki bagaimana pasangan mengidentifikasi dan menerima perbedaan budaya. Pada awalnya, pasangan ini kaget dan terkejut dengan perbedaan budaya. Namun, mereka secara bertahap berkembang menuju keadaan penerimaan, adaptasi, dan integrasi. Individu menunjukkan empati, memahami perbedaan budaya, dan mengintegrasikan perspektif budaya mereka dalam komunikasi mereka.
Copyrights © 2024