Penurunan fungsi organ-organ fisik pada lansia mempengaruhi derajat kesehatan lansia sehingga sangat rentan terjadi komplikasi penyakit. Penggunaan obat oleh pasien usia lanjut dengan komplikasi penyakit menjadi tantangan yang kompleks dan memerlukan pertimbangan cermat antara manfaat dan potensi bahaya. Perolehan dan penggunaan obat sekaligus dalam jumlah yang banyak oleh pasien komplikasi dikenal dengan istilah polifarmasi. Polifarmasi dapat menyebabkan permasalahan dan ketidakpatuhan dalam dalam penggunaan obat. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penyuluhan DAGUSIBU untuk meningkatkan pemahaman lansia tentang pengelolaan dan penggunaan obat yang baik dan benar. Kegiatan penyuluhan dimulai dari tahap advokasi dengan pihak panti, observasi awal mengenai pola perilaku lansia dalam mengelola dan menggunakan obat, tahap pemberian materi dan tahap evaluasi. Hasil observasi awal diperoleh informasi bahwa beberapa perilaku lansia masih belum baik dan benar dalam mengelola dan menggunakan obat. Pemberian materi DAGUSIBU meliputi aspek perolehan, penggunaan, penyimpanan dan pembuangan obat yang baik dan benar. Hasil evaluasi menunjukkan lebih dari 90% lansia yang menjadi peserta kegiatan pengabdian telah memahami cara pengelolaan dan penggunaan obat yang baik dan benar. Melalui kegiatan penyuluhan ini, lansia di panti bina lanjut usia Sentani telah mendapatkan peningkatan pengetahuan dan pemahaman mengenai pengelolaan dan penggunaan obat yang baik dan benar. Penyuluhan ini diharapkan dapat membentuk karakter lansia yang mandiri dalam pemeliharaan kesehatan sebagai upaya peningkatan kualitas hidup.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024