Di tengah pandemi Covid-19, Indonesia memasuki era masyarakat 5.0 yang memaksa pemerintah untuk mengembangkan layanan digital. Aplikasi Alpukat Betawi, dari Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta, dibuat untuk memenuhi kebutuhan administratif agar cepat dan ringkas. Jakarta sebagai kota yang memiliki masyarakat cenderung sibuk sehingga diperlukan humas sebagai untuk menyosialisasikan aplikasi tersebut. Studi ini bertujuan menjawab: 1) Peran Humas DUKCAPIL DKI Jakarta dalam memperkenalkan aplikasi Alpukat Betawi, dan 2) Faktor hambatan/dukungan dalam adopsinya. Menggunakan teori humas, sosialisasi, dan teori 7C, penelitian ini menerapkan konstruktivisme, pendekatan deskriptif, dan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, literatur, dan dokumentasi. Hasil menunjukkan humas DUKCAPIL sebagai perantara penting, menghubungkan media massa dan masyarakat, memfasilitasi aliran informasi, menangani masalah di media sosial, dan menjadi sumber informasi utama. Faktor seperti aksesibilitas, efisiensi, umpan balik positif, inovasi, dan manfaat sosial berkontribusi pada kesuksesan. Namun, keterbatasan internal/eksternal dan sosialisasi yang kurang optimal tetap jadi tantangan. Kolaborasi antara DUKCAPIL, pemerintah, dan partisipasi masyarakat penting untuk meraih potensi aplikasi ini.
Copyrights © 2023