Benih botani bawang merah dikenal sebagai True Shallot Seed (TSS), merupakan pengembangan baru untuk menjamin ketersediaan benih bawang merah dalam jangka panjang di Kepulauan Bangka Belitung. Selain mengkaji pengaruh vernalisasi dan giberelin (GA3) terhadap produksi TSS, penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan prosedur operasi standar dasar produksi TSS bawang merah di Bangka Belitung. Penelitian ini dilakukan di Perkebunan milik Kelompok Tani Timur Makmur, Bangka Tengah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor, konsentrasi giberelin yaitu 0, 50, 100, atau 200 ppm, merupakan faktor pertama, diikuti oleh waktu vernalisasi sebagai faktor kedua yaitu 0, 2, 4 minggu dengan ulangan sebanyak 4 kali. Data diolah dengan menggunakan uji F dan uji lanjut DMRT pada taraf α = 5%. Analisis terhadap berbagai penggunaan giberelin dan perlakuan vernalisasi menunjukkan bahwa baik bawang merah varietas Bima Brebes maupun Biru Lancor tidak berpengaruh terhadap tinggi, jumlah daun, atau jumlah anakan. Pada kedua varietas bawang merah, pengaruh perlakuan giberelin dan vernalisasi terhadap umur pembungaan, jumlah bunga per umbel, dan jumlah biji TSS per umbel tidak berpengaruh. Perlakuan vernalisasi pada bawang merah varietas Bima Brebes dapat memperlama umur berbunga pada varietas Bima Brebes. Giberelin dan vernalisasi tidak mampu menciptakan pembungaan pada varietas bawang merah Biru Lancor.
Copyrights © 2024