Film pendek “Lamun Sumelang” merupakan film yang mengangkat sebuah fenomena sosial yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul yaitu mitos pulung gantung dan praktik mistik yang tidak sesuai dengan ajaran kejawen. Fenomena tersebut diangkat berdasarkan berbagai keresahan masyarakat Gunungkidul yang mencerminkan realitas sosial saat ini seperti kesenjangan sosial, kesehatan, dan kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi mistik Jawa pada film pendek “Lamun Sumelang” dengan menggunakan teori representasi Stuart Hall dan metode analisis semiotika Charles Sanders Peirce. Tanda yang ditampilkan dalam film “Lamun Sumelang” dianalisis menggunakan segitiga makna yakni meliputi Tanda (Representament), Objek, dan Interpretasi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat lima tanda yang mengandung unsur mistik Jawa di dalamnya yaitu (1) mitos, (2) roh halus, (3) ritual kejawen, (4) tradisi Jawa, dan (5) dukun Jawa. Film “Lamun Sumelang” sebagai film indie, menempatkan posisinya sebagai bagian dari komunikasi massa untuk menggambarkan keadaan realitas sosial saat ini yang terjadi di pulau Jawa khususnya di Gunungkidul.
Copyrights © 2023