Pada awal merebaknya pandemi COVID-19, aset kripto menjadi instrumen investasi yang sangat diminati oleh kaum pemuda-pemudi di seluruh dunia termasuk Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mencari portofolio yang optimal untuk berinvestasi pada aset kripto. Kelompok aset kripto yang digunakan dalam penelitian berupa koin kripto, token kripto, koin stabil, dan NFT dimana sampelnya diambil berdasarkan SK/Kep. Kepala Bappebti nomor 11 tahun 2022. Penerapan Taguchi Loss Function (TLF) pada proses seleksi aset kripto dilakukan dengan tingkat toleransi loss tertentu (25%, 50%, dan 75%) serta periode harian, mingguan, per 2 minggu, bulanan, dan kuartal. Selain itu, penelitian menggunakan tiga teori pembobotan portofolio yaitu Modern Portfolio Theory (MPT), Single Index Model (SIM), dan Mean-Gini (MG) Portfolio untuk menguji perbedaan performa antar portofolio. Faktor peubah yang digunakan dalam penerapan TLF berupa Address Active Count, Asset End of Date Completion Time, Reference Rate, Transaction Count per Second, Count of Transfers, dan Native Units Transferred between Distinct Adresses. Untuk memperoleh aset kripto yang lolos seleksi TLF, diperlukan tingkat toleransi loss sebesar 75% dari target aset. Berdasarkan hasil performa portofolio aset kripto per setiap teori pembobotan yang digunakan, diperoleh bahwa MPT yang paling unggul dibandingkan dua teori lainnya. Sedangkan untuk performa kelompok aset kripto yang diinvestasikan pada portofolio, kelompok token kripto lebih unggul dibandingkan koin kripto.
Copyrights © 2024