DBD merupakan penyakit endemik dan epidemik yang menyebar luas di beberapa daerah termasuk Indonesia. Kabupaten Sikka termasuk dalam kategori iklim kering tropis (savana) dan memiliki jumlah kasus tertinggi untuk kejadian DBD dalam 2 (dua) tahun terakhir. Peningkatan DBD pada beberapa kota di Indonesia dipengaruhi oleh lingkungan fisik, terutama terkait dengan pencahayaan pada lingkungan tersebut. Wilayah yang dingin, lembap dan kurang pencahayaan merupakan area yang disukai nyamuk dan dapat diatasi dengan desain pada bangunan yang mengutamakan pencahayaan dan aliran udara yang cukup. Metode dalam penelitian menggunakan metode kuantitatif. Pengamatan wilayah dilakukan berdasarkan pada tinggi rendahnya kasus yang terjadi selama beberapa tahun terakhir di Kabupaten Sikka. Hasil ukur di lapangan, simulasi andrewmarsh, dan climate consultan menunjukkan bahwa tinggi, letak dan jarak bangunan terhadap vegetasi sebagai naungan memberikan pengaruh terhadap pembayangan. Pembayangan yang terbentuk tanpa adanya pencahayaan dan aliran udara yang cukup akan memacu tingginya kelembapan udara yang terjadi, dan kelembapan udara secara signifikan terbukti berpengaruh terhadap penyebaran kasus DBD.
Copyrights © 2024