Pada pelaksanaan proyek konstruksi di SMP 15 Denpasar mengalami keterlambatan akibat perubahan waktu kerja di minggu ke-14. Hal ini mengakibatkan pekerjaan konstruksi mengalami keterlambatan sebesar 5,51% pada minggu ke-17 yang seharusnya sudah mencapai 56,20%, namun realisasi di lapangan hanya mencapai 50,69% dengan waktu yang tersedia 61 hari. Jadi, perlu dilakukan percepatan dengan menambah waktu kerja (lembur) 3 jam per hari dengan metode least cost analysis. Analisis dimulai dengan mengidentifikasi sisa pekerjaan proyek hingga mendapatkan lintasan kritis, lalu melakukan crashing program dimulai dari cost slope terendah sehingga diperoleh perubahan waktu dan biaya yang optimum. Hasil analisis dengan metode least cost analysis didapatkan bahwa biaya sisa proyek akibat keterlambatan sebesar Rp. 922.060.863,3. Biaya yang diperlukan untuk mencapai waktu kontrak menjadi Rp. 908.571.018,01. Sedangkan waktu dan biaya optimum proyek didapat 60 hari dengan biaya sebesar Rp. 908.191.705,56.
Copyrights © 2023