Pengajar memiliki peran yang beragam, yaitu sebagai rekan kerja, administrator, siswa, dan orang tua. Terlebih lagi pengajar di Sekolah Kristen diharapkan menjadi panutan bagi siswa dalam menerapkan nilai-nilai Kristiani. Beban kerja dan tantangan yang dihadapi oleh pengajar dapat mengakibatkan stress. Stress yang tidak terselesaikan dapat terakumulasi menjadi kelelahan emosional. Laki-laki dan perempuan merespon dan menerapkan strategi yang berbeda ketika menghadapi masalah. Juga, terdapat dukungan sosial yang berbeda pada pengajar yang telah menikah dan belum menikah. Penelitian ini ingin menguji perbedaan kelelahan emosional yang ditinjau dari jenis kelamin dan status pernikahan pengajar di Sekolah Kristen. Penelitian ini menggunakan Maslach Burnout Inventory dimensi kelelahan emosional kepada 102 pengajar di Sekolah Kristen, berdomisili di Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kelelahan emosional yang signifikan antara pengajar laki-laki dan perempuan (p = 0,409), serta pengajar yang telah menikah dan belum menikah (p = 0.766). Hal ini mengindikasikan bahwa pengajar laki-laki dan perempuan memiliki tingkat kelelahan emosional yang serupa, begitu pula pengajar dengan status perkawinan telah menikah dan belum menikah.
Copyrights © 2023