Pendidikan sebagai subkultur masyarakat harus mampu berkontribusi dalam membangun kerukunan perbedaan di atas, terutama perbedaan agama. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam hal ini adalah praktik manajemen sekolah multikultural. Keberadaan manajemen sekolah multikultural menunjukkan bahwa sekolah secara resmi mengakui keragaman melalui kebijakan untuk mengatur dan menerima keragaman ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipatif, wawancara, dokumentasi dan triangulasi data. Sedangkan analisis data yang digunakan Teknik analisis data model Spradley dengan domain, taksonomi, komponen, budaya dan analisis triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Adanya masyarakat multikultural dikampung Nusantara, ini terbentuk dengan kesengajaan, namun dalam proses integrasi sosialnya tercipta secara alami, dimana masyarakat berintegrasi dengan dorongan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat dengan didukung oleh adanya saling ketergantungan masyarakat asli dan pendatang dalam memenuhi kebutuhan, seperti pendidikan, ekonomi, dan kehidupan sosial lainnya. Sikap toleransi yang terjadi pada masyarakat multikultural dikampung Nusantara ini terjadi karena adanya dukungan dari dalam dan luar masyarakat. Kondisi geografis yang strategis, keselarasan dari pendidikan dan ekonomi dan terjalinnya komunikasi yang baik antar penduduk. Penerapan manajemen sekolah multikultural di SMK Bakti Karya didasarkan pada pengakuan dan keterlibatan seluruh unsur perbedaan yang ada di lingkungan sekolah melalui fungsi manajemen. Sikap pluralis atau inklusif muncul di lingkungan sekolah karena sistem dibuat untuk mendukungnya. Dalam hal ini, keberadaan SMK Bakti Karya dirancang sebagai sekolah multikultural, sehingga pengelolaannya juga dimaksudkan untuk mendukung terwujudnya nilai-nilai multikulturalisme dan inklusivitas dalam sekolah. Bentuk inklusivisme agama yang terdapat di lingkungan SMK Bakti Karya Parigi antara lain: (1) Kebebasan beribadah, (2) Penyediaan Guru untuk setiap agama, (3) Menghormati hari besar keagamaan, (4) Gotong royong
Copyrights © 2022