Unsur majas dalam sebuah teks puisi tidak dapat dilepaskan dari kajian linguistik dan stuktur karya sastra. Demikian pula dalam teks mantra yang memiliki fungsi sangat penting, dalam upaya menunjang kepuitisan teks mantra itu sendiri, di samping unsur rima, irama, diksi, dan citraan. Melalui majas itulah teks mantra mampu menarik perhatian pembaca, membuat lebih hidup, serta dapat menimbulkan kesegaran, terutama dalam upaya menimbulkan kejelasan gambaran angan. Unsur Majas dalam teks naskah mantra Sunda mengiaskan atau mempersamakan sesuatu hal dengan hal lain agar gambaran menjadi jelas, lebih menarik, dan lebih hidup. Yang dimaksud majas dalam teks mantra Sunda adalah kiasan kata untuk menghidupkan lukisan maupun perasaan yang akan diungkapkan lebih nyata, tergambarkan lebih jelas, lebih terasa, dan lebih ekspresif. Bahasa yang digunakan dalam majas lebih menonjol, melalui kata-kata yang susunan dan artinya sengaja disimpangkan dari susunan dan artinya yang biasa, menjadi luar biasa, untuk mendapatkan kesegaran dan kekuatan makna serta ekspresi dengan cara memanfaatkan perbandingan, pertentangan, dan pertautan hal yang satu dengan hal lainnya yang ada dalam sebuah teks mantra. Menggunakan metode penelitian deskriptif analisis, melalui metode kajian struktur puisi mantra dan maknanya, sehingga majas yang terdapat dalam teks mantra Sunda, yang meliputi majas perbandingan, majas pertentangan, dan majas pertautan dapat ditelusuri melalui rinekasastra-nya ‘upaya memperhalus perkataan (cerita) agar lebih indah’, karena bahasa itu dianggap hanya sekadar ‘bahan’, keindahan dan kehalusan bahasa menjelma setelah mengalami pengolahan (digubah oleh pengarang).
Copyrights © 2023