Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh balita diakibatkan kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal bayi lahir, namun kondisi stunting baru nampak setelah bayi usia 2 tahun. Stunting yang dialami anak disebabkan oleh tidak efektifnya periode 1000 hari pertama kehidupan. Periode ini merupakan penentu pertumbuhan fisik, kecerdasan, produktivitas seseorang di masa depan. Jurnal ini menggunakan metode analisis komparatif 2 sampel berkorelasi yang membandingkan perlakuan sebelum dan sesudah intervensi. Di dalam studi ini, dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap kondisi dan prevalensi balita berisiko stunting sebelum dan setelah diberikan pendampingan masyarakat dengan cara intervensi pemberian makanan tambahan (PMT) di Kecamatan Sukun Kota Malang. Pemberian makanan gizi seimbang telah diberikan, dari pelaksanaan kegiatan tersebut terdapat 10 balita (9%) dari 110 balita mengalami peningkatan status gizi dari pendek menjadi normal. Persentase balita risiko stunting di wilayah Kecamatan Sukun menurun dari 9,32% menjadi 6,9%,
Copyrights © 2024