Kemampuan fluida untuk mengalir melalui medium yang berpori adalah suatu sifat teknis yang disebut permeabilitas. Untuk masalah geoteknik air dan medium yang berpori adalah massa tanah. Setiap bahan yang memiliki rongga disebut berpori, dan apabila rongga tersebut saling berhubungan maka ia akan memiliki sifat premeabilitas. Hasil uji dibandingkan dengan study literature agar di dapat suatu ketetapan dan penjelasan dalam pembahasan masalah yang menyangkut rembesan air di bawah tanah. Dari hasil analisa rembesan air pada tanah soft clay yang didapat dari laboratorium adalah Nilai Permeabilitas tanah k dari hasil uji falling head sebesar 1,30E-06 cm/detik, dari hasil uji konsolidasi memberikan nilai sebesar 2,93E-06 cm/detik. Selisih nilai k sebesar 1,63E-06 cm/detik. Nilai permeabilitas tanah k yang didapat dari uji falling head lebih besar dari pada hasil uji konsolidasi. Perbedaan antara uji falling head dengan konsolidasi adalah pada uji falling head rembesan air tanah terjadi karena adanya beda tekanan, sedangkan pada uji konsolidasi sampel tanah diberi beban sehingga keluarnya air dari pori tanah akibat proses pembebanan. Koefisien permeabilitas yang berbeda menghasilkan waktu yang berbeda tetapi tidak mempengaruhi besarnya debit air yang keluar dari tanah. Untuk mengetahui besarnya rembesan air pada tanah soft clay atau besarnya debit air yang keluar membutuhkan waktu yang cukup lama. Karena permeabilitas tanahnya yang cukup kecil, rembesan air membutuhkan waktu yang sangat lama. Sehingga untuk mengetahui debit air digunakan formula dari Hukum Darcy.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2022