Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisa Rembesan Air Tanah Pada Tanah Soft Clay di Kecamatan Dolat Raya Kabupaten Karo Masriani Endayanti; Mahadianto; Deni Pedianta
Impression : Jurnal Teknologi dan Informasi Vol. 1 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Lembaga Riset Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59086/jti.v1i1.443

Abstract

Kemampuan fluida untuk mengalir melalui medium yang berpori adalah suatu sifat teknis yang disebut permeabilitas. Untuk masalah geoteknik air dan medium yang berpori adalah massa tanah. Setiap bahan yang memiliki rongga disebut berpori, dan apabila rongga tersebut saling berhubungan maka ia akan memiliki sifat premeabilitas. Hasil uji dibandingkan dengan study literature agar di dapat suatu ketetapan dan penjelasan dalam pembahasan masalah yang menyangkut rembesan air di bawah tanah. Dari hasil analisa rembesan air pada tanah soft clay yang didapat dari laboratorium adalah Nilai Permeabilitas tanah k dari hasil uji falling head sebesar 1,30E-06 cm/detik, dari hasil uji konsolidasi memberikan nilai sebesar 2,93E-06 cm/detik. Selisih nilai k sebesar 1,63E-06 cm/detik. Nilai permeabilitas tanah k yang didapat dari uji falling head lebih besar dari pada hasil uji konsolidasi. Perbedaan antara uji falling head dengan konsolidasi adalah pada uji falling head rembesan air tanah terjadi karena adanya beda tekanan, sedangkan pada uji konsolidasi sampel tanah diberi beban sehingga keluarnya air dari pori tanah akibat proses pembebanan. Koefisien permeabilitas yang berbeda menghasilkan waktu yang berbeda tetapi tidak mempengaruhi besarnya debit air yang keluar dari tanah. Untuk mengetahui besarnya rembesan air pada tanah soft clay atau besarnya debit air yang keluar membutuhkan waktu yang cukup lama. Karena permeabilitas tanahnya yang cukup kecil, rembesan air membutuhkan waktu yang sangat lama. Sehingga untuk mengetahui debit air digunakan formula dari Hukum Darcy.
Analisis Penentuan Letak Epicentrum Gempa Dan Dampaknya Terhadap Konstruksi Nelson Hutahean; Mahadianto; Boy Simbolon; Muchsin Harahap
Impression : Jurnal Teknologi dan Informasi Vol. 1 No. 3 (2022): November 2022
Publisher : Lembaga Riset Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59086/jti.v1i3.444

Abstract

Ditinjau terhadap percepatan puncak gempa di permukaan bumi, maka lebih dari setengah wilayah Indonesia memiliki kekuatan gempa sedang sampai tinggi dengan kedalaman pusat gempa dari dangkal sampai sangat dalam. Jika lokasinya yang rawan terhadap gempa, maka struktur bangunan di Indonesia harus mempertimbangkan besarnya kekuatan gempa pada perencanaan konstruksi bangunan. Besarnya energi gempa yang terjadi menggunakan rumus Log E = 11,4 + 1,5 R. Selanjutnya dapat dihitung hubungan Magnitudo dan Frekuensi gempa yang tejadi. Pengaruh gempa dipermukaaan tanah tidak hanya di tentukan oleh besar energi yang dilepaskan akan tetapi kedalaman atau jarak sumber gempa. Untuk menentukan pusat gempa (epicentrum) tidaklah sederhana, untuk itu digunakan parameter-parameter yang telah disederhanakan dengan data seismograf. Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut penulis menarik judul Analisis Penentuan Letak Epicentrum Gempa Dan Dampaknya Terhadap Konstruksi dengan hasil penelitian semakin dekat permukaan tanah dari dasar batuan, kecepatan gelombang gempa yang datang dari bawah akan berkurang sedangkan amplitudo vibrasinya akan membesar. Meskipun demikian dampak kejadian ini akan efektif pada tanah dengan ketebalan lebih dari 10 m. Semakin dalam batuan berada maka elastisitas batuan semakin tinggi, hal ini memungkinkan pada kedalaman besar dapat menyimpan potensial besar yang suatu saat akan terlepas menjadi gempa.
Analisa Tegangan Geser Di Lereng Gunung Salak Kabupaten Bener Meriah Provinsi Aceh Masriani Endayanti; Mahadianto; Windy Mahara; Adirham Dakhi
Impression : Jurnal Teknologi dan Informasi Vol. 2 No. 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Lembaga Riset Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59086/jti.v2i1.476

Abstract

  Kelongsoran tanah dapat disebabkan oleh meningkatnya tegangan geser (shear stress) pada tanah atau menurunnya tahanan geser. Jika kekuatan dari tanah lebih besar daripada tegangannya, maka massa tanah dalam kondisi stabil. Jika tegangan tersebut lebih besar dari kekuatan tanah, maka akan terjadi keruntuhan.Hal ini menjadi tantangan besar pada proyek konstruksi di daerah rawan longsor. Longsor berakibat pada aktivitas proyek bahkan kerusakan infrastruktur, sehingga bila dari awal pembangunan tidak diselesaikan permasalahan stabilitas lereng akan berdampak pada konstruksi, kestabilan lereng dilakukan untuk menentukan faktor aman dari bidang longsor yang potensial, yaitu menghitung besarnya kekuatan geser untuk mempertahankan kestabilan lereng dan mengitung kekuatan geser yang menyebabkan longsor. Maka nilai dari hasil perhitungan Metode Fillenius di peroleh faktor aman (FK) lereng sebesar 1,32 < 1,70 dimana nilai ini menunjukkan bahwa kondisi lereng tidak stabil. Mitigasi terjadinya longsor di daerah ini dilakukan pengamanan lereng terhadap erosi melalui reboisasi dan perkuatan lereng. Penelitian ini dilaksanakan di Gunung Salak Jalan Lintas Lokseumawe Kabupaten Bener Meriah.