LISANI : Jurnal Kelisanan Sastra dan Budaya
Vol 4 No 2 (2021): Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2021

MAKNA SARANA DAN PRASARANA UPACARA NGABEN PADA ETNIS BALI DI DESA LAMOARE KECAMATAN LOEA KABUPATEN KOLAKA TIMUR SULAWESI TENGGARA

Muh Agung Saputra (Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo)
Syahrun Syahrun (Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo)
Komang Wahyu Rustiani (Jurusan Tradisi Lisan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo)



Article Info

Publish Date
01 Nov 2021

Abstract

Upacara ngaben merupakan ritual yang dilakukan oleh masyarakat Bali di Desa Lamoare Kecamatan Loea Kabupaten Kolaka Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses dan makna upacara ngaben pada masyarakat Bali di Desa Lamoare Kecamatan Loea Kabupaten Kolaka Timur. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian kualitatif.Teknik penentuan informan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitratif.Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan tekni Proposive sampling.Data dianalisis dengan teknik sebagai berikut: pengumpulan data, reduksi data, klasifikasi data, display data serta mengambil kesimpulan. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu proses upacara ngaben diantaranya: 1. Proses upacara ngaben, yaitu yang pertama pengumuman kematian orang yang meninggal. 2. Pengumuman kematian jenazah, hal ini biasanya dilakukan oleh keluarga. 3. Pembersihan jenazah, pembersihan ini berupa memandikan jenazah. 4. Ngaben, ngaben merupakan proses pembakaran jenazah dan penaburan abu yang dilakukan dilaut atau sungai yang berdekatan dengan setra. 5. Asti Wedhana, merupakan tingkatan upacara Pitra Yadnya yang lebih tinggi pada umumnya. 6. Nabur Abu dilaut atau sungai, nabur abu dilaut adalah upacara terakhir dalam serangkaian upacara ngaben”.Makna upacara ngaben 1.Makna upacara ngaben, memiliki makna yaitu pengembalian Panca Maha Bhuta. 2. Makna Kwangen, memiliki makna simbolik ongkara“aksara suci umat Hindu” yang artinya Kwangen yaitu suku Bali. 3. Makna DamarAngenan/Layon, Damar Angenan merupakan salah satu symbol untuk menerangi roh orang yang telah meninggal serta menerangi jalannya Sang Hilang(mayat).. 4. Makna kain putih, yaitu cara untuk mempraktiskan agar jenazah tidak dibolak-balik pada saat pemasangan kain kafan. 5. Makna uang kepeng(pis bolong), pis bolong bermakna untuk persembahan bekal sang Hilang(mayat). 6. Makna kelapa gading, kelapa gading tidak akan terlepas dari kehidupan masyarakat Bali. 7. Makna Dhaksina, Dhaksina merupakan sebuah tapakkan sang HyangWidhi”. 8. Makna Tirtha Pengantas, merupakan sebuah symbol dalam pelaksanaan upacara ngaben yang dilakukan oleh umat Hindu di Desa Lamoare Kecamatan Loea Kabupaten Kolaka Timur.

Copyrights © 2021






Journal Info

Abbrev

lisani

Publisher

Subject

Arts Humanities Social Sciences

Description

Jurnal ini berisi tentang hasil penelitian, artikel ilmiah, makalah ilmiah dalam bidang kelisanan dalam bidang sastra dan budaya di Indonesia. Jurnal ini terbuka untuk para peneliti dan para penulis yang berminat dalam kajian tradisi lisan khususnya kelisanan dalam budaya dan sastra di ...