Kampanye hitam dalam media sosial selama pemilu presiden Indonesia tahun 2014 dan 2019, serta pemilihan gubernur Jakarta 2017, telah memengaruhi pemilih untuk membuat keputusan berdasarkan kebencian terhadap identitas lawan politik ketimbang pertimbangan rasional mengenai kebijakan kandidat. Pemilu 2024 diperkirakan akan mengalami fenomena serupa. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi dampak negatif kampanye hitam dan praktik politik identitas dengan menyediakan pendidikan literasi politik kepada calon pemilih. Siswa kelas XI dipilih sebagai sasaran kegiatan karena mereka merupakan calon pemilih baru yang aktif dalam penggunaan media sosial, tempat di mana kampanye hitam yang berbasis politik identitas sering terjadi. Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab dan post-test. Hasil dari program ini adalah dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman siswa SMK Wiyata Satya Jakarta Barat yang awalnya hampir semua tidak memahami tentang literasi politik, membantu mereka membuat keputusan yang didasarkan pada prinsip-prinsip demokrasi, dan seluruhnya dapat mengurangi pengaruh negatif kampanye hitam dalam pemilu.
Copyrights © 2024