Gereja merupakan persekutuan umat Allah yang disatukan sebagai anggota tubuh mistik Kristus melalui sakramen pembaptisan. Dalam persekutuan itu, Gereja menghidupi relasi persaudaraan yang bersumber dari kasih Kristus kepada umat-Nya. Karena itu, semua umat beriman baik imam, biarawan/biarawati maupun kaum awam mempunyai tanggung jawab menurut peran dan karismanya masing-masing untuk mewujudkan Gereja yang menghidupi kasih persaudaraan. Kehidupan bersama sebagai Gereja tercermin secara nyata dalam komunitas Gerejawi yang paling kecil yang sering disebut sebagai Komunitas Basis Gerejawi atan Komunitas Umat Basis. Relasi sosial para anggota komunitas atau umat di Komunitas Umat Basis tidak terlepas dari tantangan berupa konflik horizontal yang seringkali terjadi dan mengganggu keharmonisan hidup dalam sebuah komunitas. Konflik tersebut seringkali berlangsung lama akibat karena ketidakmampuan umat dalam. Kajian kualitatif berbasis studi kepustakaan ini berupaya untuk menelisik gagasan persaudaraan universal di dalam Ensiklik Fratelli Tutti yang dikeluarkan oleh Paus Fransiskus sebagai sumber inspirasi dalam membangun relasi antarumat di dalam sebuah Komunitas Umat Basis. Dalam kajian ini ditemukan bahwa, pertama, gagasan persaudaraan universal perlu menjadi landasan bersama dalam membangun Komunitas-Komunitas umat Basis yang seringkali dihadapkan pada persoalan konflik horizontal antarpribadi atau antarkeluarga. Kedua, setiap Komunitas Umat Basis perlu membangun upaya rekonsiliasi dalam semangat persaudaraan demi mewujudkan persatuan dan kebersamaan sebagai sebuah komunitas gerejawi. Dalam konteks Gereja, gagasan persaudaraan universal hendaknya diwujudnyatakan mulai dari Komunitas Umat Basis.
Copyrights © 2024