Perempuan sering didekatkan dan dilekatkan dengan dua konotasi. (1) simbol kekuatan, bahwa perem-puan bagaikan magnet yang mampu membangkitkan jiwa dan memberikan rahasia cinta kasih, pemberi rasa nyaman, dan penghibur dikala suka dan duka. (2), simbol kelemahan, perempuan tidak memiliki daya, minim cipta dan karsa, sosok yang lemah dan terpuruk di pojok rumah, memasak, mengasuh anak, mengabdi, dan melayani suami. Fatimah Mernissi, ketika menganalisa teks-teks keagamaan yang telah ada dalam kitab kuning, terutama hadits-hadits Rasulullah saw. dan para tokoh perawinya yang kemudian muncul istilah baru, yaitu “Hadits Misoginis” atau hadits yang isinya membenci perempuan.Fatimah Mernissi telah bersikap kritis, bahkan terhadap tokoh sekaliber Imam Bukhari yang sangat diakui kredibilitas dan otoritasnya, juga terhadap beberapa sahabat Rasullullah saw. karenanya, semestinya sikap kritis ini tidak berhenti sampai di sini, dan bahkan tidak memunculkan sikap taqlid.
Copyrights © 2009