Harga internasional komoditi CPO yang semakin meningkat mendorong nilai ekspor produsen minyak kelapa sawit nasional. Secara umum 65 persen produksi CPO Indonesia diekspor dan 35 persen dikonsumsi secara domestic. Dampaknya adalah kurangnya bahan baku minyak goreng dalam negeri. Atas dasar pengendalian kebutuhan dalam negeri maka pemerintah menetapkan bea keluar ekspor CPO. Metode penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan analisis regresi data time series dengan bantuan software STATA versi 14 dan dikombinasikan dengan studi literatur. Data yang dianalisis adalah data time series adalah data periode 1992 sampai tahun 2022 terkait ekspor CPO Indonesia, Bea Keluar ekspor CPO Indonesia, harga internasional CPO, Nilai Tukar Petani (NTP) Tanaman Perkebunan dan lepasan CO2/cap Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bea keluar ekspor CPO dan harga CPO internasional berpengaruh negarif dan tidak signifikan terhadap ekspor CPO Indonesia. Ekspor CPO Indonesia berpengaruh positif namun tidak berpengaruh signifikan terhadap terhadap nilai tukar petani (NTP) tanaman perkebunan di Indonesia. Dan ekspor CPO Indonesia berpengaruh positif dan signifikan terhadap lepasan CO2 per kapita di Indonesia. Implikasi kebijakan adalah ecara umum, kebijakan pembangunan pertanian memerlukan kombinasi pengembangan hulu, proses dan hilir dari kelapa sawit.Â
Copyrights © 2024