Ketidakpatuhan pasien TB dalam minum obat menimbulkan berbagai dampak yang berbahaya, seperti kegagalan pengobatan, terjadi efek samping obat yang parah, meningkatkan kasus penularan TB karena pasien yang tidak berhasil menjadi sumber penular, munculkan TB resisten obat. Tujuan penelitian menganalisis faktor penentu kepatuhan minum obat penderita tuberculosis meliputi faktor umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, peran PMO (Pengawas Minum Obat) dan promosi kesehatan. Jenis penelitian kuantitatif desain cross sectonal. Sampel penelitian 275 responden. Teknik sampling simple random sampling. Hasil menunjukkan terdapat hubungan pengetahuan p-value 0,030 (<0,05) OR 2.253, dukungan keluarga p-value 0,012 (<0,05) OR 2.300, dukungan petugas kesehatan p-value 0,010 (<0,05) OR 2.378, peran PMO p-value 0,002 (<0,05) OR 2.786, promosi kesehatan p-value 0,024 (<0,05) OR 2.277 dengan kepatuhan penderita minum obat. Tidak terdapat hubungan umur p-value 0,362 (<0,05), jenis kelamin p-value 0,382 (<0,05), pendidikan p-value 0,924 (<0,05), pekerjaan p-value 0,603 (<0,05) dengan kepatuhan minum obat penderita tuberculosis di Kabupaten Lampung Utara. Variabel peran pengawas minum obat menjadi variabel dominan berhubungan dengan kepatuhan minum obat penderita tuberkulosis. Dengan p-value 0,001 dan OR 2.901. Saran mengembangkan aplikasi digital untuk membantu PMO dalam memantau pasien, mencatat data, dan berkomunikasi dengan pasien dan tenaga kesehatan
Copyrights © 2024