Latar Belakang: Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak balita karena kekurangan gizi kronis, terutama terjadi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menurut WHO. Stunting dapat disebabkan oleh gizi buruk, khususnya kekurangan asam amino esensial. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan jumlah asupan asam amino esensial pada balita stunting dan tidak stunting di lokus stunting, Kabupaten Lombok Utara Tahun 2022 Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan studi cross sectional. Penelitian ini akan dilaksanakan selama bulan September – Desember 2022. Populasi penelitian ini adalah balita berusia 12 sampai dengan 24 bulan di lokus stunting, Kabupaten Lombok Utara. Pengambilan sampel stratified randomized sampling. Hasil: Penelitian ini menemukan jika terdapat kekurangan asupan asam amino, termasuk lysine hanya mencapai rata-rata 2.11 gr/hari (4% dari kebutuhan harian), Threonine 1.46 gr/hari (5.4% dari kebutuhan), tryptophane 0.46 gr/hari (6.2% dari kebutuhan), dan Methionine hanya 0.86 gr/hari (3.3% dari kebutuhan). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara asupan asam amino esensial dan kejadian stunting pada balita di Kabupaten Lombok Utara. Baik balita stunting maupun non-stunting mengonsumsi leusin secara signifikan, sementara triptofan menjadi asam amino yang jarang dikonsumsi. Sayuran menjadi sumber utama asam amino bagi balita stunting di wilayah tersebut, sementara hati memiliki frekuensi konsumsi terendah.
Copyrights © 2024