Salah satu persyaratan keandalan sistem penyaluran tenaga listrik yang harus dipenuhi untuk pelayanan kepada konsumen adalah kualitas tegangan yang baik dan stabil. Sebagian besar beban memiliki faktor daya tertinggal dan pada dasarnya saat beban puncak, daya reaktif yang dibutuhkan beban meningkat dan dapat lebih besar dari yang dibangkitkan oleh sistem. Perubahan tegangan pada dasarnya disebabkan oleh adanya hubungan antara tegangan dan daya reaktif. Jatuh tegangan dalam penghantar sebanding dengan daya reaktif yang mengalir dalam penghantar tersebut. Pada kurun waktu ± 2 tahun (2021-2023), penambahan beban pada gardu distribusi KTATNT020 yang cukup signifikan tidak memperhitungkan luas penampang penghantar. Hal ini memberikan dampak pada konsumen, dimana terjadi perbedaan antara tegangan ujung pangkal (220 V) dan tegangan ujung akhir (210,1 V) dengan panjang penghantar ± 1,94 km, regulasi tegangan yang terjadi pada sambungan rumah jalur ini adalah 1,6 %. Hasil perhitungan aliran daya (load flow) dengan menggunakan kabel saluran AAAC 25 mm2 dan 16 mm2, terjadi jatuh tegangan sebesar 2,86 ÷ 3,52 Volt pada semua bus, regulasi tegangan (voltage regulation) untuk semua bus diatas 1 %. Berdasarkan (SPLN No 56-1, tahun 1993), toleransi jatuh tegangan pada sambungan rumah (SR) dibolehkan 1% dari tegangan nominal, dengan demikian semua node atau bus telah melewati batas toleransi maksimum yang diijinkan. Hasil perhitungan aliran daya (load flow) setelah pergantian dengan menggunakan kabel saluran AAAC 35 mm2 dan SR 25 mm2, terjadi jatuh tegangan sebesar 0,22 ÷ 0,3 Volt pada semua bus, regulasi tegangan (voltage regulation) untuk semua bus dibawah 1%. 
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023