Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PENGGUNAAN E-LEARNING BAGI GURU DAN SISWA SD NEGERI 1 SULI KABUPATEN MALUKU TENGAH Elisabeth Tansiana Mbitu; Thenny Daus Salamonit; Gelvan Tuapetel
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT IRON Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Politeknik Negeri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31959/jpmi.v4i1.985

Abstract

Pandemi Covid-19 yang ada sekarang ini telah mengubah model pembelajaran di dunia pendidikan. Demikian pula halnya dengan SD Negeri 1 Suli, Kapupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku yang menerapkan model pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama masa pandemi. Namun, berdasarkan observasi yang dilakukan, diketahui bahwa PJJ yang dilakukan di SD Negeri 1 Suli seperti melalui aplikasi what app ataupun zoom dirasakan kurang efektif. Hal ini disebabkan karena materi pembelajaran yang padat sehingga tidak dapat tersampaikan dengan baik. Demikian pula dengan tingkat kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran tidak dapat dievaluasi secara tepat. Selain itu, hanya 25% dari tenaga guru yang telah menggunakan teknologi pembelajaran online. Oleh karena itu, solusi yang dilakukan yaitu dengan membangun sebuah konsep pembelajaran elektronik atau e-learning SD Negeri 1 Suli berbasis moodle. Para guru dan siswa juga diberikan pelatihan untuk menggunakan e-learning tersebut guna meningkatkan kemampuan teknologi informasi siswa dan guru. Berdasarkan survey, diperoleh data sebesar 100% responden dari siswa dan guru di SD Negeri 1 Suli menyatakan bahwa dengan adanya e-learning dapat membantu siswa dan guru dalam proses belajar mengajar dalam jaringan (daring) di masa pandemi Covid-19. Dari hasil akhir evaluasi kegiatan pelatihan diketahui bahwa siswa dan guru di SD Negeri 1 Suli mampu menggunakan e-learning dengan baik.
ANALISIS PENINGKATAN KECEPATAN IC FLIP-FLOP R-S HCMOS MENGGUNAKAN METODE PENAMBAHAN KASKADE INVERTER Elisabeth Tansiana Mbitu; Widianto .
JURNAL ELKO (ELEKTRIKAL dan KOMPUTER) Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Politeknik Negeri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54463/je.v2i1.14

Abstract

Teknologi HCMOS merupakan teknologi CMOS dalam rangkaian terpadu dengan penambahan kaskade inverter. IC flip-flop R-S HCMOS merupakan IC flip-flop R-S CMOS dengan penambahan dua kaskade inverter pada sisi outputnya. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kecepatan propagation delay IC flip-flop R-S HCMOS mengunakan metode penambahan kaskade inverter. Dengan menambahkan dua kaskade, empat kaskade, dan enam kaskade pada flip-flop R-S HCMOS serta mengatur perbandingan W dan L diharapkan dapat diketahui perubahan kecepatan yang dihasilkan dari flip-flop R-S tersebut. Simulasi yang dilakukan dengan program PSPICE pada suhu 117 0C¬, CL= 15 pF, dan f= 2 MHz menunjukkan bahwa flip-flop R-S HCMOS enam kaskade menghasilkan tPD= 9 kali lebih cepat dan PDP= 9 kali lebih kecil dari flip-flop R-S HCMOS empat kaskade. Sedangkan flip-flop R-S HCMOS empat kaskade menghasilkan tPD = 9 kali lebih cepat dan PDP= 9 kali lebih kecil dari tPD flip-flop R-S HCMOS dua kaskade. Penggambaran layout IC flip-flop R-S HCMOS enam kaskade dengan pada i/o yang dilakukan dengan program Microwind memiliki luasan 2,8 mm x 1,5 mm.
Analisis Jatuh Tegangan Pada Jaringan Tegangan Rendah (Jtr) 380/220 Volt Gardu Distribusi Ktatnt020 BTN Kanawa Annisa Qurraisyn Qurraisyn; Hamles Latupeirissa; Elisabeth Tansiana Mbitu
Jurnal ELKO (Elektrikal dan Komputer) Vol 4, No 2 (2023)
Publisher : Politeknik Negeri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54463/je.v4i2.111

Abstract

Salah satu persyaratan keandalan sistem penyaluran tenaga listrik yang harus dipenuhi untuk pelayanan kepada konsumen adalah kualitas tegangan yang baik dan stabil. Sebagian besar beban memiliki faktor daya tertinggal dan pada dasarnya saat beban puncak, daya reaktif yang dibutuhkan beban meningkat dan dapat lebih besar dari yang dibangkitkan oleh sistem. Perubahan tegangan pada dasarnya disebabkan oleh adanya hubungan antara tegangan dan daya reaktif. Jatuh tegangan dalam penghantar sebanding dengan daya reaktif yang mengalir dalam penghantar tersebut. Pada kurun waktu ± 2 tahun (2021-2023), penambahan beban pada gardu distribusi KTATNT020 yang cukup signifikan tidak memperhitungkan luas penampang penghantar. Hal ini memberikan dampak pada konsumen, dimana terjadi perbedaan antara tegangan ujung pangkal (220 V) dan tegangan ujung akhir (210,1 V) dengan panjang penghantar ± 1,94 km, regulasi tegangan yang terjadi pada sambungan rumah jalur ini adalah 1,6 %. Hasil perhitungan aliran daya (load flow) dengan menggunakan kabel saluran AAAC 25 mm2 dan 16 mm2, terjadi jatuh tegangan sebesar 2,86 ÷ 3,52 Volt pada semua bus, regulasi tegangan (voltage regulation) untuk semua bus diatas 1 %. Berdasarkan (SPLN No 56-1, tahun 1993), toleransi jatuh tegangan pada sambungan rumah (SR) dibolehkan 1% dari tegangan nominal, dengan demikian semua node atau bus telah melewati batas toleransi maksimum yang diijinkan. Hasil perhitungan aliran daya (load flow) setelah pergantian dengan menggunakan kabel saluran AAAC 35 mm2 dan SR 25 mm2, terjadi jatuh tegangan sebesar 0,22 ÷ 0,3 Volt pada semua bus, regulasi tegangan (voltage regulation) untuk semua bus dibawah 1%. 
RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT MONITORING TEGANGAN, ARUS, DAYA, DAN SUHU PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DENGAN BERBASIS INTERNET OF THINGS (IOT) Siti Fatmalia Tuanany; Mbitu, Elisabeth Tansiana; Jamlaay, Marselin
JURNAL SIMETRIK Vol. 14 No. 1 (2024)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31959/js.v14i1.1822

Abstract

Transformator memiliki peran yang sangat penting dalam penyaluran energi listrik hal ini dikarenakan transformator berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan tegangan. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeliharaan berupa pemantauan dan pengukuran pada transformator distribusi hal ini dilakukan untuk menjaga kinerja transformator. Namun, pada kondisi tertentu gangguan pada transformator terlambat untuk dideteksi dikarenakan posisi transformator kadang sulit dijangkau. Berdasarkan keterbatasan tersebut maka diperlukan adanya monitoring pada transformator dari jarak jauh untuk meningkatkan efisiensi serta dapat mengetahui kondisi transformator secara real-time. Tujuan dari penelitian ini untuk merancang dan membangun sebuah prototipe alat yang dapat memonitoring tegangan, arus, daya , dan suhu pada transformator distribusi secara real-time dengan memanfaatkan IOT. Metode penelitian ini adalah metode eksperimental dengan tahapan penelitian yaitu studi literatur dan observasi, perancangan prototipe, pengumpulan alat dan bahan, pembuatan alat dan program, dan pengujian prototipe. Prototipe alat monitoring juga dilengkapi dengan sensor suhu yang akan memberikan notifikasi bahaya apabila suhu melebihi 400C. Nilai pembacaan alat monitoring akan ditampilkan pada LCD alat dan aplikasi Blynk pada smartphone. Hasil pengujian menunjukan bahwa prototipe alat monitoring yang dibuat dapat bekerja dengan baik. Perbandingan dengan alat ukur digital memperlihatkan nilai perbedaan pengukuran tegangan sebesar 0.02%,  pengukuran arus sebesar 0.04% dan pengukuran daya yaitu 0.03%.
PENYULUHAN PENGGUNAAN LISTRIK YANG AMAN DAN HEMAT BAGI MASYARAKAT BTN WAITATIRI DESA SULI KABUPATEN MALUKU Mbitu, Elisabeth Tansiana; Parera, Lory Marcus; Yesaya, Mey Chyntia; Salamony, Theny Daus
EBAMUKAI PAPUA JURNAL PENGABDIAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Publisher : Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/ejpipt.v2i1.175

Abstract

Listrik memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Dari penerangan hingga pengoperasian peralatan elektronik, Penyuluhan mengenai manfaat listrik dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menggunakan listrik yang aman dan efisien. Listrik memiliki manfaat sebagai sumber energi yang bersih dan ramah lingkungan. Listrik juga memungkinkan adanya inovasi teknologi yang lebih canggih dan efisien dalam berbagai sektor seperti transportasi, komunikasi, dan industri. Dalam penyuluhan mengenai manfaat listrik, penting untuk juga memberikan informasi mengenai cara penggunaan listrik yang aman dan hemat. Mengajarkan tentang pentingnya mematikan peralatan listrik saat tidak digunakan, menggunakan peralatan listrik yang berkualitas dan hemat energi, serta melakukan perawatan secara berkala dapat membantu masyarakat untuk menggunakan listrik secara efisien. Dengan pemahaman yang baik mengenai manfaat listrik, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan sumber energi ini secara bijaksana demi kesejahteraan bersama dan keberlanjutan lingkungan.
Analisis Proses Berpikir Peserta Didik Kelas XII SMA Advent Maluku dalam Menyelesaikan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel: Perspektif Gender Mbitu, Elisabeth Tansiana; Yesaya, Mey Chyntia
Journal of Health, Education, Economics, Science, and Technology (J-HEST) Vol. 6 No. 2 (2024): Journal of Health, Education, Economics, Science, and Technology
Publisher : Journal of Health, Education, Economics, Science, and Technology (J-HEST)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.242 KB) | DOI: 10.36339/

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses berpikir peserta didik kelas XII SMA Advent Maluku dalam menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dari perspektif gender. Subjek penelitian adalah empat peserta didik, dua laki-laki dan dua perempuan, yang dipilih karena kemampuan mereka dalam menjelaskan hasil pemecahan masalah. Data dikumpulkan melalui tes dan wawancara, kemudian dianalisis menggunakan teknik Miles dan Huberman, yang mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil analisis menunjukkan perbedaan proses berpikir berdasarkan gender. Subjek JT (laki-laki) dan JLK (perempuan) menunjukkan proses berpikir konseptual: mereka memahami masalah dengan teliti, merencanakan penyelesaian, dan cermat dalam mengatasi masalah. Subjek WE (laki-laki) dan GCN (perempuan) menunjukkan proses berpikir semi-konseptual: mereka memahami masalah secara garis besar. Perbedaan utama adalah JT (laki-laki) cepat dan cermat, sedangkan JLK (perempuan) lebih lambat namun teliti. WE (laki-laki) cepat dan cermat, sementara GCN (perempuan) lambat namun tetap teliti.
Pengembangan Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbasis Etnomatematika pada Mata Kuliah Matematika Terapan untuk Mahasiswa di Politeknik Negeri Ambon Yesaya, Mey Chyntia; Patimahu, Angel Merlyn; Tehuayo, Dirk Berly; Persulessy, Sylvia Irene; Mbitu, Elisabeth Tansiana
Journal of Health, Education, Economics, Science, and Technology (J-HEST) Vol. 7 No. 1 (2024): Journal of Health, Education, Economics, Science, and Technology
Publisher : Journal of Health, Education, Economics, Science, and Technology (J-HEST)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36339/

Abstract

Pembelajaran kreatif dan inovatif dilakukan melalui pembelajaran berbasis budaya yang sangat relevan karena menggunakan objek kontekstual dari budaya daerah yang erat kaitannya dengan materi pembelajaran. Hal ini membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Pembelajaran yang kreatif dan inovatif, bila dikombinasikan dengan kegiatan yang bermuatan budaya, membuat siswa lebih aktif dan menikmati belajar.  Etnomatematika adalah pendekatan pembelajaran matematika yang menghubungkan konsep matematika dengan budaya wilayah tertentu. Salah satu model pembelajaran yang dapat dikombinasikan dengan etnomatematika adalah Model Problem Based Learning (PBL). Model ini membantu mahasiswa memperoleh pengetahuan baru dengan menggunakan analisis berbagai pengetahuan dan pengalaman belajar yang dimiliki, dan menghubungkannya dengan permasalahan yang diberikan oleh dosen. Pengembangan model pembelajaran problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa yang terlihat dari nilai tes awal dan nilai tes akhir Nilai rata-rata tes awal mahasiswa kelas A dan B dengan nilai kelas A adalah 51,08 dan kelas B adalah 59,03 dan nilai rata-rata tes akhir kelas A sebesar 71,95 sedangkan kelas B sebesar 76,15 terdapat kenaikan dari kelas A yaitu 20,87 dan kelas B 17,12.
Analisa Perhitungan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Homestay di Negeri Rutong, Kota Ambon Wattimena, Sefnath J.; Tupalessy, Johanis; Pellu, Deny Ismail; Mbitu, Elisabeth Tansiana; Salamoni, Thenny Daus
SAINTIFIK Vol 11 No 1 (2025): Saintifik: Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajarannya
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/saintifik.v11i1.584

Abstract

Pemanfaatan energi surya sebagai energi alternatif pengganti energi konevensional yang berasal dari fosil semakin berkembang. Hal ini terjadi karena terjadinya pertumbuhan penduduk yang diiringi dengan peningkatan konsumsi listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah sistem yang dapat menghasilkan listrik dengan menyerap matahari melalui konversi sel surya. Sistem ini memiliki keunggulan yakni ramah lingkungan dan tidak memerlukan biaya tambahan. PLTS terbagi menjadi dua sistem yakni sistem on grid dan off grid. Terkait dengan hal tersebut, PLTS off grid dapat diimplementasikan pada homestay di negeri Rutong, kota Ambon. Homestay ini adalah salah satu fasilitas bagi wisatawan yang berkunjung ke negeri Rutong. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah suplai listrik hanya berasal dari listrik PLN. Ketika terjadi pemadaman maka peralatan listrik tidak dapat digunakan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini untuk menghitung sistem kelistrikan PLTS Off Grid untuk homestay di negeri Rutong agar nantinya dapat mengatasi permasalahan kelistrikan yang terjadi. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan sumber data pustaka dan hasil pengukuran. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data sebagai berikut (1) Total daya beban per hari homestay negeri Rutong sebesar 2890 Wh; (2) Untuk memenuhi kebutuhan energi di homestay negeri Rutong diperlukan total panel surya sebanyak 8 panel, inverter sebanyak 1 (satu) unit dengan daya 3500 Watt, 2 (dua) unit baterai dengan tegangan 24 V dan arus 100 Ah; dan (3) Pada instalasi pemasangan panel surya digunakan konfigurasi 2 (dua) array dengan masing-masing 4 (empat) panel surya.
Pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Untuk Kantor Negeri Rutong, Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon Mbitu, Elisabeth Tansiana; Stephanus, Alphin; Wattimena, Sefnath Johanis; Suatkab, Syukri Gazali; Salamoni, Thenny Daus
RENATA: Jurnal Pengabdian Masyarakat Kita Semua Vol. 3 No. 2 (2025): Renata - Agustus 2025
Publisher : PT Berkah Tematik Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61124/1.renata.192

Abstract

Listrik merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat baik di rumah, perkantoran, fasilitas pendidikan, layanan kesehatan, maupun sektor industri, karena mendukung hampir seluruh aktivitas sehari-hari dan operasional berbagai layanan publik serta kegiatan ekonomi. Demikian pula halnya dengan kantor negeri atau desa Rutong, kota Ambon. Sumber energi listrik utama untuk menjalankan administrasi pemerintahan negeri Rutong adalah yang berasal dari Perusahaan Listrik Negara. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah ketika terjadi pemadaman maka pelayanan publik yang membutuhkan suplai listrik tidak dapat digunakan. Solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan memanfaatkan energi matahari sebagai sumber energi terbarukan, yang dikenal sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Oleh karena itu, tujuan kegiatan ini adalah mendesain dan mengimplementasikan sistem kelistrikan PLTS di kantor negeri Rutong. Metode yang digunakan meliputi survei kebutuhan beban listrik, analisis potensi energi surya berdasarkan data radiasi matahari lokal, perhitungan kapasitas sistem PLTS yang diperlukan, dan pemasangan perangkat PLTS di kantor negeri Rutong. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa sistem PLTS yang dibangun dapat memenuhi kebutuhan dasar operasional kantor, seperti pencahayaan, perangkat komputer, dan peralatan elektronik lainnya. Sistem yang telah dikembangkan ini merupakan solusi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Selain itu, implementasi sistem ini tidak hanya meningkatkan kemandirian energi, tetapi juga mendukung agenda pembangunan negeri untuk mengurangi ketergantungan terhadap pasokan listrik konvensional
Short-Circuit Analysis of the Saparua Distribution Feeder Network Mbitu, Elisabeth Tansiana; Jamlaay, Marselin; Sahusilawane, Ferdiaztha Rendy
International Journal of Science, Technology & Management Vol. 6 No. 4 (2025): July 2025
Publisher : Publisher Cv. Inara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46729/ijstm.v6i4.1337

Abstract

Short-circuit faults are a type of disturbance that impedes the transmission of electrical energy. To protect equipment from the impact of such faults, short-circuit analysis is conducted. In this study, the magnitudes of phase-to-phase and phase-to-ground short-circuit currents are calculated, along with the determination of overcurrent relay and circuit breaker ratings on the distribution network of PT PLN Saparua Rayon, Maluku. The analysis is carried out using ETAP software on generator busbars and feeders at various fault locations. PT PLN (Persero) Saparua Rayon operates four feeders: Saparua, Pohar, Tenggara (Southeast), and Hatawano. Simulation results show that the Saparua feeder has the highest fault current at bus 6 under an L-L-G fault condition, while the Tenggara, Hatawano, and Pohar feeders exhibit their highest fault currents at the generator bus under an L-G fault. It is evident that the L-L-G (double line-to-ground) fault consistently generates the highest short-circuit current when compared to other types of faults such as L-L (line-to-line) and three-phase faults. This type of fault involves a direct connection between two phases and the ground, resulting in a larger fault current due to lower overall impedance at the fault point. Furthermore, it was observed that the magnitude of the short-circuit current decreases progressively with increasing distance from the power source. This behavior is primarily due to the increase in line impedance along the distribution path, which naturally limits the fault current as it travels farther from the generation point. In summary, the farther the location of the fault from the generator, the lower the resulting short-circuit current, which highlights the critical role of impedance in fault current behavior across the distribution network.