Penyakit TB paru disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis, yang mengeluarkan bakteri tersebut ke udara misalnya melalui batuk. Kasus TB paru di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2022 tenaga kesehatan Indonesia berhasil mendeteksi kasus TB paru terbaru sebanyak 700 ribu kasus, jumlah kasus tersebut merupakan capaian tertinggi. Meningkatnya kasus TB paru dipengaruhi oleh perilaku penderita TB paru yang tidak melakukan pencegahan penularan seperti menerapkan etika batuk dengan menutup mulut jika batuk atau bersin dan membuang dahak tidak di tempat terbuka. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan penderita tentang perilaku pencegahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pasien TB paru dengan upaya pencegahan penularan TB paru di Puskesmas Sriamur tahun 2023. Metode jenis penelitian menggunakan kuantitatif, desain cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 48 responden penderita TB Paru di Puskesmas Sriamur, dengan teknik sampling non-probability yaitu total sampling. Instrumen yang digunakan kuesioner tentang pengetahuan TB Paru dan upaya pencegahan penularan TB Paru. Analisa menggunakan uji Univariat, uji Chi-Square. Hasil penelitian tingkat pengetahuan pasien TB Paru di Puskesmas Sriamur menunjukan bahwa mayoritas dalam kategori baik sejumlah 26 responden (54,2%), upaya pencegahan yang dimiliki pasien TB Paru di Puskesmas sriamur menunjukan bahwa mayoritas dalam kategori baik sejumlah 26 responden (54,2%). Hasil uji statistik Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh P-Value dengan hasil (0,000) < nilai α (0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, artinya ada Hubungan Tingkat Pengetahuan TB Paru Dengan Upaya Pencegahan Penularan TB Paru di Puskesmas Sriamur Tahun 2023.
Copyrights © 2024