Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan penyakit fatal dengan peningkatan prevalensi tiap tahunnya. Di Indonesia, prevalensi pasien yang menderita PGK di atas 15 tahun adalah sebanyak 713.783 jiwa. PGK sering dikaitkan dengan anemia yang ditandai dengan menurunnya kadar hemoglobin (Hb) serta fungsi ginjal yang mengalami penurunan sehingga terjadi defisiensi hormon eritropoietin yang berperan dalam eritropoiesis. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui prevalensi anemia pada pasien penyakit ginjal kronis di unit hemodialisis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. M. Soewandhie Surabaya berdasarkan jenis kelamin, usia, waktu menjalani hemodialisis, kadar hemoglobin, kadar serum iron (SI), dan kadar saturasi transferin (ST). Penelitian dilakukan melalui teknik deskriptif observasional dengan data sekunder rekam medis pasien di Unit Hemodialisis RSUD dr. M. Soewandhie Surabaya pada bulan Agustus sampai November 2022. Pengambilan sampel dilakukan melalui metode total sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan seluruh 43 pasien (100%) mengalami anemia. Jenis kelamin yang lebih banyak adalah laki-laki (76,7%). Mayoritas pasien laki-laki berusia 45-54 tahun, menjalani hemodialisis < 12 bulan dan > 24 bulan, memiliki rerata Hb 10,1 g/dL, rerata SI sebanyak 55,2 µg/dL, dan rerata ST sebanyak 20,1%. Mayoritas pasien perempuan berusia 55-64 tahun, menjalani hemodialisis >24 bulan, memiliki rerata Hb sebanyak 9,4 g/dL, rerata SI sebanyak 52,9 µg/dL, dan rerata ST sebanyak 27,5%. Berdasarkan hasil yang didapatkan, ditemui angka kejadian anemia pada pasien PGK stadium 5 yang menjalani hemodialisis reguler dalam periode Januari 2021-Agustus 2022 adalah 100%. Anemia defisiensi besi dialami oleh 70% pasien laki-laki dan 50% pasien perempuan. Kata kunci: anemia, hemodialisis, hemoglobin, PGK, prevalensi DOI : 10.35990/mk.v7n2.p124-134
Copyrights © 2024