Resiliensi matematis membutuhkan mentalitas yang kuat untuk mengatasi kekhawatiran, rasa takut menghadapi rintangan, dan kemahiran berbahasa. Siswa memiliki persepsi yang negatif terhadap matematika. Banyak siswa yang menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dan membosankan. Persepsi yang negatif ini dapat menghambat siswa untuk mengembangkan resiliensi matematis. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis tingkat resiliensi matematis siswa kelas X di SMAN 1 Dukupuntang. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X di SMAN 1 Dukupuntang. Sampel dari penelitian ini yaitu salah satu siswa kelas X berjumlah 40 orang. Pemilihan sampel pada penelitian ini berdasarkan pada teknik random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen non tes, yaitu berupa angket berjumlah 28 butir pernyataan yang dapat ditanggapi oleh siswa melalui skala likert dengan rentang poin 1 sampai 4. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis prosentase lalu dipaparkan secara deskriptif. Berdasarkan hasil analisis setiap pernyataan yang telah direspon siswa pada indikator diperoleh presentase yang menunjukkan bahwa tingkat resiliensi matematis siswa pada indikator 1 diperoleh persentase sebesar 49% tergolong kriteria cukup baik. indikator 2 diperoleh persentase sebesar 53% tergolong kriteria baik, indikator 3 diperoleh persentase sebesar 54% tergolong kriteria baik, indikator 4 diperoleh persentase sebesar 66% tergolong kriteria sangat baik, indikator 5 diperoleh persentase 55% tergolong kriteria baik, indikator 6 diperoleh persentase sebesar 45% tergolong kriteria cukup baik.
Copyrights © 2023