Pendidikan Islam multikultural adalah sebuah proses penanaman cara hidup menghormati, tulus, dan toleran terhadap keanekaragaman budaya, agama yang hidup di tengah-tengah masyarakat plural, Keberagaman yang ada di Indonesia dapat dijadikan sebagai suatu potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan. Namun kondisi tersebut juga berpotensi menimbulkan konflik antar etnis, agama dan budaya. Konflik yang terjadi di Sambas, Poso, Sampit, Tasikmalaya dan lain-lain menunjukkan bahwa multikulturalisme perlu dikelola sedemikian rupa sehingga berdampak positif terhadap kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini Muhammad Amin Abdullah menjelaskan bahwa pendidikan dapat dijadikan solusi yang paling efektif untuk memelihara kemajemukan yang ada di Indonesia khususnya pendidikan Islam multikultural. Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kepustakaan (library research) yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulan informasi dan data dengan bantuan berbagai macam material yang ada di perpustakaan seperti buku referensi, artikel, catatan serta berbagai jurnal. Dengan pendekatan deksriptif analisis deduktif yang dianalisa dari berbagai macam sumber dan referensi baik yang sifatnya primer maupun sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis isi (content analysis).Hasil penelitian ini menunjukkan Konsep Pendidikan Islam Multikultural menurut Muhammad Amin Abdullah secara garis besar adalah konsep pendidikan yang bernafaskan perdamaian, yang memiliki kepekaan terhadap realitas sosial, lebih mengutamakan keselamatan sosial, serta dilandasi dengan nilai nilai persatuan, toleransi dan keadilan seperti yang terkandung dalam Al-Qur‟an dan Hadist. Muhammad Amin Abdullah menjelaskan bahwa ada dua hal yang harus diperhatikan atau dijadikan sebagai fokus utama para pendidik. Pertama, para pendidik harus mampu menyampaikan, memahamkan, mewariskan tradisi yang sudah diyakini sebagai suatu kebenaran yang mutlak. Kedua, para pendidik harus mampu memberi pemahaman kepada peserta didik untuk mampu mengakui, menerima dan menghargai keberadaan kelompok lain beserta semua tradisi dan keyakinan yang menyertainya. Menurut Muhammad Amin Abdullah pendidikan Islam multikultural memiliki tujuan untuk menciptakan masyarakat yang madani yaitu masyarakat yang menjunjung tinggi konsep social contract. Konsep social contract merupakan sebuah konsep dimana setiap individu dan kelompok memiliki hak dan kewajiban yang sama, walaupun mereka berasal dari latar belakang yang berbeda. Nilai-nilai multikultural yang harus dikembangkan ialah nilai toleransi, nilai keadilan dan nilai kesetaraan. Melalui penanaman nilai-nilai multikultural di sekolah-sekolah akan menjadi tempat pelatihan dan penyadaran bagi generasi muda untuk menerima perbedaan budaya, agama, ras, etnis dan kebutuhan di antara sesama dan mau hidup berdampingan secara damai.
Copyrights © 2023