Tumbuhan aren di daerah Sipirok Tapanuli Selatan cukup dominan, menjadikannya berada di urutan kedua setelah Mandailing Natal dalam hal luas tanaman aren. Tapanuli Selatan merupakan produksi aren terbanyak dari tahun 2018 hingga tahun 2020. Meski demikian UMK gula semut aren Sipirok tidak menunjukkan perkembangannya, hal tersebut tidak terlepas dari permasalahan seperti minimnya permodalan, bahan baku yang terbatas hingga tidak mampu mencukupi permintaan lokal apalagi untuk menjangkau pasar global. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu permasalahan penghambat pengembangan UMK gula semut aren Sipirok dengan pendekatan Analitycal Network Process. Hasil penelitian menyatakan permasalahan penghambat pengembangan UMK gula semut tersebut terdiri dari masalah faktor internal dan eksternal usaha. Hasil penghitungan geometrik mean menyatakan masalah internal yang paling dominan yaitu: masalah bahan baku, sedangkan permasalahan eksternal yang paling dominan yaitu minimnya kemitraan. Adapun solusi alternatif atas permasalahan tersebut antara lain solusi internal dominan yaitu mengikuti penyuluhan, pelatihan dan pendampingan. Solusi ekternal dominan ialah pemberian dukungan serta bantuan sarana dan prasarana. Alternatif strategi dominan ialah pemerintah daerah kolaborasi dengan pihak swasta dan akademisi, dengan rater agreement sebesar 84%. Kata Kunci : Pengembangan UMK, Gula Semut Aren, Analitycal Network Process (ANP)
Copyrights © 2024