This article is a study based on the discussion of gender equality. In the discussion of equality, the topic of equality has become a mode of struggle for women who have felt discriminated against by practices based on scriptural interpretations based on patriarchal culture. The tendency of the struggle for equality tends to be a transition of domination as if there is a spirit of resistance to male domination. This research aims to show the existence of a phase in the gender equality discourse that has been skipped, namely gender reconciliation. Using the descriptive-interpretative analysis method of related research literature, it is found that the discourse of gender equality is not a struggle of women to fight against male domination but a common struggle, men and women, because gender equality is rooted in the understanding of imago Dei.   Abstrak Artikel ini merupakan kajian yang berlatar belakang pada dis-kusi kesetaraan gender. Dalam perbincangan kesetaraan tersebut, topik kesetaraan menjadi modus dalam perjuangan kaum perempuan yang selama ini merasa didiskriminasi oleh prakti yang dilandaskan pada tafsir kitab suci yang berbasis pada budaya patriarki. Kecenderungan perjuangan kesetaraan tersebut cenderung menjadi peralihan dominasi, seolah ada spirit perlawanan terhadap dominasi laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan adanya fase dalam diskursus kesetaraan gender, yang selama ini terlewati, yakni rekonsiliasi gender. Dengan menggunakan metode analisis deskriptif-interpretatif atas literatur hasil riset terkait, didapatkan bahwa diskursus kesetaraan gender bukanlah sebuah perjuangan kaum perempuan, melakukan perlawanan terhadap dominasi laki-laki, melainkan perjuangan bersama, laki-laki dan perempuan, karena kesetaraan gender berakar pada pemahaman imago Dei.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024