The mappadendang tradition carried out by the Bugis community in Katteong village and several other areas are intended as an implementation of gratitude to Allah for the harvest they get. In addition to the implementation of gratitude (tazkiyah al-nafs), in the mappadendang tradition there are also strong values of unity and cooperation from the community. In exposing the values contained in the mappadendang tradition, this study uses a qualitative method with an analytical descriptive approach. This research tries to examine the mappadendang tradition by using the study of living hadith. The questions to be answered in this research are how the mappadendang tradition builds closeness to God through tazkiyah as in the form of gratitude, and whether the mappadendang tradition is true in its Islamic values or does it include deviations committed by Islamic society. The findings in this study indicate that the mappadendang tradition is pure as a form of gratitude to Allah, in which in every process and implementation nothing is found that deviates from Islam (does not conflict with the Qur’an and hadith or violates community habits). But every process and implementation cannot be separated from the value of unity and cooperation, to create harmony between communities. From that, it is important to do this research so that people carry out the mappadendang tradition which has been passed down from generation not only to attend and carry it out but also to understand the values contained therein.[Tradisi mappadendang yang dilakukan oleh masyarakat Bugis di desa Katteong dan beberapa daerah lainnya ditujukan sebagai implementasi rasa syukur kepada Allah atas hasil panen yang didapat. Selain implementasi rasa syukur (tazkiyah al-nafs), di dalam tradisi mappadendang juga ditemukan nilai-nilai persatuan dan gotong royong yang kuat dari masyarakat. Dalam mengekspos nilai-nilai yang terkandung pada tradisi mappadendang, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis. Penelitian ini mencoba untuk mengkaji tradisi mappadendang dengan menggunakan kajian living hadis. Adapun persoalan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana tradisi mappadendang membangun kedekatan dengan Tuhan melalui upaya tazkiyah al-nafs dalam bentuk syukur, dan apakah tradisi mappadendang benar di dalamnya adalah nilai-nilai keislaman ataukah justru termasuk penyimpangan yang dilakukan oleh masyarakat Islam. Temuan dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa tradisi mappadendang murni sebagai bentuk syukur kepada Allah, yang dalam setiap proses dan pelaksanaannya tidak didapati sesuatu yang menyimpang dari Islam (tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan hadis atau menyalahi kebiasaan masyarakat). melainkan setiap proses dan pelaksanaannya tidak lepas dari nilai persatuan dan kerjasama, sehingga terciptanya keharmonisan antara masyarakat. Dari itu penelitian ini penting untuk dilakukan agar masyarakat melaksanakan tradisi mappadendang yang sudah dilakukan turun temurun oleh nenek moyang tidak hanya sebatas menghadiri dan melaksanakan, melainkan juga bisa memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.]
Copyrights © 2024