Mahasiswa kedokteran cenderung memiliki tingkat aktivitas fisik yang ringan. Penurunan tingkat aktivitas fisik dapat memengaruhi fleksibilitas. Gaya hidup yang cenderung kurang aktif akan menimbulkan terjadinya kekakuan pada otot atau jaringan ikat pada sendinya. Hal ini disebabkan oleh adanya pemendekan atau atrofi otot karena otot tersebut kurang aktif digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat aktivitas fisik terhadap fleksibilitas lumbal. Penelitian cross sectional dilakukan terhadap 42 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung angkatan 2017 berjenis kelamin laki-laki. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap tingkat aktivitas fisik menggunakan Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ) dan fleksibilitas lumbal menggunakan metode toe touch test dengan alat standing trunk flexion meter. Penelitian ini menunjukkan hasil berupa 19 responden (45,2%) memiliki tingkat aktivitas fisik rendah, 17 responden (40,5%) memiliki tingkat aktivitas fisik sedang dan 6 responden (14,3%) memiliki tingkat aktivitas fisik tinggi. Nilai rerata fleksibilitas lumbal responden sebesar 3,676 cm dengan standar deviasi 9,0734. Tingkat aktivitas fisik tidak memengaruhi fleksibilitas lumbal dengan nilai p = 0,628. Tidak terdapat hubungan antara tingkat aktivitas fisik terhadap fleksibilitas lumbal pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Copyrights © 2024