Struktur ruang merupakan salah satu karakteristik perkotaan yang akan terus berkembang dan memberikan perubahan pada wilayah perkotaan. Dalam mengidentifikasi struktur ruang perkotaan, ada banyak metode yang dapat digunakan baik secara morfologi, dan fungsional. Perubahan penggunaan lahan di perkotaan disebabkan oleh banyak faktor seperti kegiatan ekonomi, aksesibilitas dan keadaan geografis. Berkembangnya sebuah perkotaan akan mempengaruhi pertumbuhan lahan secara masif di berbagai tempat dan memperlebar persebaran ruang komersial yang ada di perkotaan sehingga lambat laun akan menciptakan pusat-pusat perkotaan baru atau disebut dengan struktur pola polisentris perkotaan. Kota Medan merupakan kota ke-4 terbesar di Indonesia dan memiliki pertumbuhan ekonomi paling tinggi di seluruh Pulau Sumatera. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pola perkembangan struktur ruang pada Kota Medan dengan menggunakan analisis penggunaan lahan di Google Earth Engine dan analisis Kernel Density pada ArcGIS 10.8. Dari hasil analisis perubahan penggunaan lahan diketahui bahwa Kota Medan dari tahun 2017 ke tahun 2021 didominasi oleh area lahan terbangun seluas 19.084,70 Ha tahun 2017 dan 20.986,6 Ha tahun 2021. Data tutupan lahan area terbangun dan sebaran fasilitas umum menjadi input dalam analisis Kernel Density yang menghasilkan pola untuk identifikasi struktur polisentris. Didapati bahwa struktur ruang polisentris yang tersebar dan berkembang pada Kota Medan dari tahun 2017 ke tahun 2021 tergolong tinggi dan menyebar.
Copyrights © 2024