Abstract. CV. Grand Manufacturing Indonesia is a company engaged in the manufacturing sector, producing motor vehicle spare parts. In its production process, the company often encounters issues with target production achievement. This is due to accumulation at the bottom part bending workstation during the manufacturing process, caused by operators frequently engaging in activities outside their duties, such as stretching or taking breaks during working hours. To address this issue, steps are taken to identify the work risks of operators at the bottom part bending workstation using the Occupational Repetitive Action (OCRA) method and to design work facilities suitable for the operators body dimensions to minimize resulting work risks. Results from the risk assessment using the Occupational Repetitive Action (OCRA) method show that the OCRA Index value for operators at the bottom part bending workstation is 23.47 for the right hand and 21.12 for the left hand. Based on the classification of OCRA Index values, this work falls into the Red-High risk area. Therefore, redesigning tables and chairs is conducted to minimize work risks for operators, by redesigning them to fit the operators' body dimensions. Ergonomically designed tables and chairs can assist operators in increasing their work capacity by reducing stretching activities during work. Thus, there will be no further accumulation at the bottom part bending workstation, and components will be distributed properly, allowing the company to achieve its production targets. Abstrak. CV. Grand Manufacturing Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur dan memproduksi spare part kendaraan bermotor, dalam proses produksinya perusahaan seringkali memiliki permasalahan dalam ketidaktercapaian target produksi. Hal tersebut disebabkan karena stasiun kerja pembuatan alur (bending) bagian bawah mengalami penumpukan dalam proses pengerjaannya, penyebabnya karena operator sering melakukan aktivitas diluar pekerjaannya. Aktivitas tersebut seperti melakukan peregangan atau istirahat saat waktu kerja berlangsung. Berdasarkan permasalahan tersebut, Langkah yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi risiko kerja operator stasiun kerja pembuatan alur (bending) dengan menggunakan metode Occupational Repetitive Action (OCRA) serta melakukan perancangan fasilitas kerja yang sesuai dengan dimensi tubuh operator agar dapat meminimasi risiko kerja yang dihasilkan. Hasil yang didapatkan berdasarkan penilaian risiko kerja melalui metode Occupational Repetitive Action (OCRA) menunjukkan bahwa nilai OCRA Index yang didapatkan pada operator pembuatan alur (bending) bagian bawah adalah sebesar 23,47 untuk tangan kanan dan 21,12 untuk tangan kiri. Berdasarkan pengklasifikasian nilai OCRA Index, pekerjaan ini termasuk kedalam nilai risiko kerja pada area Red-High, maka dari itu perancangan meja dan kursi dilakukan untuk meminimasi risiko kerja yang terjadi pada operator, dengan melakukan perancangan ulang meja dan kursi yang telah disesuaikan dengan ukuran dimensi tubuh operator. Meja dan kursi yang telah dirancang agar lebih ergonomis dapat membantu operator untuk meningkatkan kapasitas kerjanya dengan mengurangi aktivitas-aktivitas peregangan disela-sela pekerjaannya. Maka dari itu, tidak akan terjadi penumpukkan kembali pada stasiun kerja pembuatan alur (bending) bagian bawah serta komponen akan terdistribusi dengan baik dan perusahaan dapat mencapai target produksinya.
Copyrights © 2024