Bosowa Journal of Education
Vol 4 No 2 (2024): Bosowa Journal of Education, Juni 2024

Studi Kasus Implementasi Kurikulum Merdeka dan Program 18 Revolusi Pendidikan Pada Sekolah Dasar di Kota Makassar

Sahruddin, Alphian (Unknown)
Yunus, Muhammad (Unknown)
Rahmaniah, Rahmaniah (Unknown)



Article Info

Publish Date
30 Jun 2024

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang implementasi kurikulum merdeka belajar dan program 18 Revolusi Pendidikan pada jenjang sekolah dasar di Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan jenis studi kasus kolektif (collective case study). Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dari hasil wawancara mendalam, observasi partisipan, dan studi dokumen dari informan dan melihat langsung kondisi di lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah pelaksana implementasi kurikulum merdeka terdiri dari dua kategori yaitu sekolah penggerak dan sekolah pelaksana IKM mandiri. Adapun program 18 Revolusi Pendidikan merupakan kewajiban bagi seluruh sekolah dasar maupun negeri yang berada di bawah binaan Dinas Pendidikan Kota Makassar. Keduanya sangat terkait dan saling mendukung sebab apa yang diinginkan dalam kurikulum Merdeka telah dilaksanakan dalam program 18 Revolusi Pendidikan. Faktor pendukung diantaranya: (a) Adanya dukungan dari pemerintah dalam hal ini dinas Pendidikan, guru dan juga orang tua peserta didik serta berbagai sponsor; (b) Kepala sekolah sangat all out dalam memberikan dukungan dan keleluasaan bagi guru dalam berekspresi dan berkreasi; (c) Semangat belajar guru yang tinggi sehingga dengan mudah untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan; (d) Banyak inovasi yang sekolah buat serta banyak wadah pembinaan bakat serta minat peserta didik; dan (e) Mendapatkan bantuan khusus termasuk pengadaan buku paket, pelatihan, dan penyediaan sarana dan prasarana pendukung. Adapun faktor penghambat/ tantangannya adalah: (a) Komitmen kepala sekolah untuk mengatur dan menjaga semangat para guru; (b) Ada bakat peserta didik yang masih belum maksimal untuk dikembangkan; (c) Sekolah yang bukan sekolah penggerak harus belajar secara mandiri untuk dapat mengimplementasikan kurikulum Merdeka dengan baik; (d) Kondisi sekolah yang berada satu kompleks dengan lebih dari 1 sekolah; (e) Sarana dan prasarana pendukung yang belum memadai; (f) Banyaknya perbedaan karakteristik anak dalam hal bakat dan minatnya; (g) Guru harus meluangkan waktu lagi untuk tinggal di sekolah; dan (h) Ada saja orang tua peserta didik yang masih enggan untuk terlibat. This research aims to provide an overview regarding the implementation of the independent learning curriculum and the 18 Educational Revolutions program at the elementary school level in Makassar City. This research uses a qualitative research method with a case study approach with a collective case study type. The data in this research is qualitative data from in-depth interviews, observations participant and document studies from informants and directly seeing the conditions at the research location. The research results show that schools implementing the independent curriculum consist of two categories, namely driving schools and schools implementing independent IKM. The 18 educational revolutions program is an obligation for all elementary and state schools under the guidance of the Makassar City Education Office. The two are closely related and support each other because what is desired in the Merdeka curriculum has actually been implemented in 18 educational revolutions. Supporting factors include: (a) The existence of support from the government, in this case the Education Department, teachers and also parents of students as well as various sponsors; (b) The principal is very all out in providing support and freedom for teachers in expression and creativity; (c) Teachers have high enthusiasm for learning so they can easily adapt to various changes; (d) There are many innovations that schools have made and there are many places to develop students' talents and interests; and (e) Obtain special assistance including procurement of textbooks, training, and provision of supporting facilities and infrastructure. The inhibiting factors/challenges are: (a) The principal's commitment to managing and maintaining the enthusiasm of the teachers; (b) There are students' talents that are still not optimally developed; (c) Schools that are not driving schools must learn independently to be able to implement the Merdeka curriculum well; (d) Conditions of schools that are in the same complex with more than 1 school; (e) Inadequate supporting facilities and infrastructure; (f) The many differences in children's characteristics in terms of their talents and interests; (g) Teachers should spend more time staying at school; and (h) There are parents of students who are still reluctant to get involved.

Copyrights © 2024






Journal Info

Abbrev

jpe

Publisher

Subject

Education Languange, Linguistic, Communication & Media Mathematics Social Sciences Other

Description

Bosowa Journal of Education menerbitkan artikel yang pada bidang pendidikan dasar, pendidikan bahasa inggris, pendidikan sains, pendidikan matematika, pendidikan bahasa dan sastra indonesia dan pendidikan anak usia ...