Jumlah produksi minyak jelantah di Indonesia mencapai 4 juta ton/tahun. Jika hal ini tidak ditangani dengan maksimal maka dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu diperlukan penanganan melalui pemurnian dengan cara adsorpsi menggunakan adsorben. Salah satu bahan alam yang dapat dijadikan adsorben yaitu fiber kelapa sawit karena memiliki selulosa yang merupakan unsur utama penyusun bioadsorben. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kualitas bioadsorben dan menganalisis kualitas minyak goreng bekas hasil pemurnian menggunakan bioadsorben fiber kelapa sawit. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental yang terdiri atas tahapan pembuatan bioadsorben dan pemurnian minyak goreng bekas dengan variasi suhu dan massa bioadsorben. Kualitas bioadsorben dianalisis berdasarkan hasil uji kadar air, kadar abu, bagian yang hilang pada pemanasan 950oC , dan karbon aktif murni sesuai dengan SNI No. 06-3730 Tahun 1995 tentang arang aktif teknis dan kualitas minyak hasil pemurnian dianalisis berdasarkan hasil uji kadar air, bilangan asam, asam lemak bebas, dan bilangan peroksida sesuai dengan SNI No. 3741 tahun 2013 dan SNI No. 7709 Tahun 2019 tentang minyak goreng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bioadsorben memiliki kadar air sebesar 2,02 %, kadar abu sebesar 3,22 %, bagian yang hilang pada pemanasan 950oC sebesar 2,77%, dan karbon aktif murni sebesar 94,22% serta bioadsorben mampu menurunkan kadar air minyak goreng bekas dari 0,476 % menjadi 0,020 %, bilangan asam dari 2,902 % menjadi 1,773 %, asam lemak bebas dari 1,674 % menjadi 1,463 %, dan bilangan peroksida dari 2,57 % menjadi 0,60 %. Kualitas bio adsorben fiber dengan aktivator asam phospat telah sesuai SNI No. 06-3730 Tahun 1995 dan kualitas minyak hasil pemurnian belum sesuai dengan SNI No. 3741 tahun 2013 dan SNI No. 7709 Tahun 2019 namun mampu meningkatkan kualitas minyak goreng bekas.
Copyrights © 2024