Kompos adalah produk mikrobia yang mengubah bahan organik dan menghasilkan kompos dengan nisbah C/N yang rendah. Mengaktifkan kegiatan mikrobia untuk mempercepat proses dekomposisi bahan organik dikenal sebagai pengomposan. Di sana ada bakteri, jamur, dan jasad renik lainnya. Bahan baku kompos ini terdiri dari jerami, sampah kota, limbah pertanian, kotoran hewan dan ternak, serta sampah rumah tangga. Kompos membantu memperbaiki struktur tanah dan menyediakan zat makanan yang diperlukan tumbuhan. Dengan banyaknya bahan baku, terutama sampah perkotaan, dan teknologi pengomposan yang tepat, kompos adalah alternatif pengolahan limbah padat organik yang dapat digunakan di Indonesia. Proses pengomposan akan menghasilkan panas karena aktivitas mikroba, yang terkait erat dengan kelengasan. Kelembaban yang cukup, baik basah maupun kering, sangat memengaruhi aktivitas dan kehidupan mikrobia. Aerasi timbunan terkait erat dengan kelengasan. Bakteri yang terlalu anaerob mati atau terhambat pertumbuhannya karena aerasi. Disarankan agar temperatur tidak terlalu tinggi (60oC). Sebagian besar, proses pengomposan menghasilkan asam-asam organik, yang mengakibatkan penurunan pH, efek netralisasi kemasaman, dan neutralisasi kemasaman, yang sering dilakukan dengan membuat bahan pengapuran. Studi tentang limbah dari manajemen limbah di pusat pengelolaan limbah dan tempat penghapusan limbah dapat membantu mengurangi limbah ekonomi dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk pengurusan limbah, dengan demikian mempromosikan kesehatan masyarakat dan lingkungan.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2024