Perkembangan teknologi yang sangat canggih terutama gawai telah mengubah perilaku individu dalam interaksi sosial. Individu yang asyik dengan gawainya tanpa menghiraukan orang-orang di sekitarnya membuat dia berperilaku nomophobia. Ketergantuan smartphone membuat individu senang dengan dunianya sendiri. Hal tersebut mengakibatkan renggangnya hubungan interpersonal dengan orang-orang di sekitarnya dan tingginya tingkat stress karena takut tidak ketinggalan informasi di dunia maya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas konseling kelompok cognitive behavior therapy untuk mereduksi perilaku nomophobia pada mahasiswa. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan pre-experimental design one group pretest-posttest. Populasinya adalah mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam tingkat 1 dan 2. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling yang berkategori nomophobia sangat tinggi. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian yaitu skala nomophobia (NMP-Q) yang dimodifikasi oleh Kanigoro (2020) terdiri 36 pernyataan valid dengan empat indikator yaitu cemas tidak bisa komunikasi melalui smartphone, cemas kehilangan keterhubungan melalui smartphone, cemas tidak dapat mengakses informasi melalui smartphone, dan menggantungkan kenyamanan dengan smartphone. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif persentase dan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konseling kelompok cognitive behavior therapy efektif untuk mereduksi perilaku nomophobia di kalangan mahasiswa. Hal tersebut ditunjukkan dari adanya penurunan tingkat nomophobia dengan skor rata-rata sebesar 11,03 pada sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil awal ketika pretest sebesar 35,59 dan akhir saat posttest sebesar 24,57. Hasil pengujian statistik pun menunjukkan perolehan nilai Asymp.sig (2 tailed) sebesar 0,012. Nilai Asymp.sig (2 tailed) 0,012 ˂ 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima.
Copyrights © 2024