Widyaparwa
Vol 52, No 1 (2024)

UNEN-UNEN AJARAN KARMAPHALA DALAM NASKAH KETHOPRAK “DARAH PRAMBANAN” DENGAN PERSPEKTIF FALSAFAH HIDUP BUDDHISME-JAWA

Mardhina, Ani (Unknown)
Endraswara, Suwardi (Unknown)



Article Info

Publish Date
30 Jun 2024

Abstract

Unen-unen (expressions) of Javanese philosophy, which contain many teachings, are currently unconsciously less preserved. In fact, these unen-unen can be used as a guideline. In life, this guideline is expected to create goodness for oneself and others. This goodness can be achieved if a person does a good thing as well, and vice versa. Generally, Javanese people are familiar with the term “ngundhuh wohing pakarti” or what is often called the law of karmaphala in Buddhist beliefs. A description that shows human life coherently and contains many teachings is the kethoprak manuscript. A script that is superior and contains many teachings, especially the karmaphala teachings and contains Javanese wisdom values that are relevant to the unen-unen of Javanese philosophy is a kethoprak manuscript, entitled “Darah Prambanan” by Brian Riangga Dhita. Thus the purposes of this research are to 1) describe the types of karmaphala based on where the karma is fruitful and to describe the philosophical expressions of Javanese in the script “Darah Prambanan”; 2) describe the expressions and the actions of the characters in the script “Darah Prambanan” which the Buddism-Javanese perspective; 3) describe the function of karmaphala teachings in life according to the script. The researcher will collect data and present the results descriptively with an ethnographic approach through data cards which will later be analyzed using the content analysis method. So that the reader will know the words and actions of the characters in the kethoprak script “Darah Prambanan” which contains elements of the teachings of karmaphala with the Javanese-Buddhism philosophy perspective of life. This study found 13 conversational sentences and 1 description that contain karmaphala teachings with 6 types of kusala kamma (good karma) and 7 types of akusala kamma (bad karma). While the unen-unen of Javanese philosophy of life that is found is about the philosophy of life when complacent, namely 1) adigang, adigung, adiguna; and 2) sak begja-begjane wong kang lali, luwih begja wong kang eling lan waspada. When facing trials, namely 1) bandha titipan, pangkat sampiran, nyawa gadhuhan; 2) sumebar ron-ronaning kara; 3) nrima ing pandum, and the unen-unen of Javanese philosophy at the time of becoming a ruler are takwa, alert purba wasesa, gemi nastiti, ambeg parama arta, prasaja, satya, blaka, legawa. So from this description, Buddhist and Javanese beliefs both have guidelines for carrying out life. In addition, the teachings of life that is found in this study are responsibility, fairness, patience, and not arbitrary.Unen-unen (ungkapan) falsafah Jawa yang memuat banyak ajaran dewasa ini secara tidak sadar kurang dilestarikan. Padahal, unen-unen tersebut dapat dijadikan sebagai sebuah pedoman. Dalam kehidupan, pedoman ini diharapkan dapat menciptakan suatu kebaikan bagi diri manusia itu sendiri maupun orang lain. Kebaikan ini dapat dicapai apabila seseorang melakukan sebuah kebaikan pula, begitupun sebaliknya. Umumnya, masyarakat Jawa mengenal dengan istilah “ngundhuh wohing pakarti” atau yang sering disebut dengan hukum karmaphala dalam kepercayaan Buddhis. Sebuah gambaran yang menunjukkan kehidupan manusia secara runtut dan memuat banyak ajaran adalah naskah kethoprak. Naskah kethoprak yang unggul dan memuat banyak ajaran terutama ajaran karmaphala serta memuat nilai-nilai kearifan Jawa yang relevan dengan unen-unen falsafah Jawa adalah naskah kethoprak dengan judul “Darah Prambanan” karya Brian Riangga Dhita. Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) mendeskripsikan jenis karmaphala berdasarkan tempat karma itu berbuah dan unen-unen falsafah Jawa yang terdapat dalam naskah “Darah Prambanan”; 2) mendeskripsikan keterkaitan ungkapan dan tindakan dari tokoh dalam naskah tersebut dengan perspektif Buddhisme-Jawa; dan 3) mendeskripsikan fungsi ajaran karmaphala dalam kehidupan sesuai dengan naskah tersebut. Peneliti mengumpulkan data dan memaparkan hasilnya secara deskriptif dengan pendekatan etnografi melalui kartu data yang dianalisis dengan metode analisis konten. Sehingga pembaca akan mengetahui ucapan dan tindakan dari tokoh dalam naskah “Darah Prambanan” yang memuat unen-unen ajaran karmaphala dengan perspektif falsafah hidup Buddhisme-Jawa. Dari penelitian ini ditemukan 13 kalimat percakapan dan 1 keterangan yang memuat ajaran karmaphala dengan jenis kusala kamma (karma baik) berjumlah 6 buah dan akusala kamma (karma buruk) berjumlah 7 buah. Sedangkan unen-unen falsafah hidup Jawa yang ditemukan adalah mengenai falsafah hidup pada saat terlena, yakni 1) adigang, adigung, adiguna; dan 2) sak begja-begjane wong kang lali, luwih begja wong kang eling lan waspada. Saat menghadapi cobaan yakni 1) bandha titipan, pangkat sampiran, nyawa gadhuhan; 2) sumebar ron-ronaning kara; 3) nrima ing pandum, dan unen-unen falsafah Jawa pada saat menjadi penguasa adalah takwa, waspada purba wasesa, gemi nastiti, ambeg parama arta, prasaja, satya, blaka, legawa. Sehingga dari uraian tersebut, dalam kepercayaan Buddhis dan Jawa sama-sama memiliki pedoman untuk melaksanakan kehidupan. Selain itu, ajaran hidup yang ditemukan dalam penelitian ini adalah tanggung jawab, adil, sabar, dan tidak semena-mena. 

Copyrights © 2024






Journal Info

Abbrev

widyaparwa

Publisher

Subject

Humanities Languange, Linguistic, Communication & Media

Description

Jurnal Widyaparwa memublikasi artikel hasil penelitian, juga gagasan ilmiah penelitian (prapenelitian) yang terkait dengan isu-isu di bidang kebahasaan dan kesastraan Indonesia dan ...