Pengendalian hayati merupakan alternatif untuk mengurangi penggunaan pestisida karena dapat menekan pertumbuhan patogen tanaman tanpa berdampak negatif terhadap lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah menguji efektivitas mikroba rizosfer sebagai pengendali hayati penyebab penyakit tanaman. Pada penelitian ini menggunakan tiga mikroba rizosfer (Trichoderma sp., Gliocladium sp., Bacillus sp.) dan tiga cendawan patogen uji (Rhizoctonia sp., Sclerotium sp., Botryodiplodia sp.). Penelitian terdiri dari tiga percobaan: (1) uji antagonis secara in vitro, (2) uji metabolit sekunder, dan (3) uji pertumbuhan pada benih sengon (in vivo). Parameter yang diukur meliputi persentase penghambatan, daya kecambah, kecepatan tumbuh, kejadian penyakit, dan intensitas penyakit. Cendawan Trichoderma sp. dan Gliocladium sp. mampu menghambat pertumbuhan cendawan patogen Sclerotium sp., Rhizoctonia sp., dan Botryodiplodia sp. berkisar antara 61,82% hingga 80,00%. Metabolit sekunder cendawan Gliocladium sp. lebih efektif menghambat pertumbuhan miselia cendawan patogen Rhizoctonia sp., Sclerotium sp., dan Botryodiplodia sp. dibanding cendawan Trichoderma sp. dengan nilai penghambatan berturut-turut asebesar 71,13%, 33,83%, 23,58%. Gliocladium sp., Trichoderma sp., dan Bacillus sp. mampu menekan kejadian penyakit (14,29%, 12,38%, dan 15,24%) serta intensitas serangan damping-off yang disebabkan Rhizoctonia sp. (8,91%, 8,57%, dan 9,43%). Hasil ini menunjukkan agensia hayati Trichoderma sp., Gliocladium sp., Bacillus sp. berpotensi mengendalikan penyakit tanaman. Kata kunci: agensia hayati, damping-off, metabolit sekunder, Trichoderma
Copyrights © 2023