Saat ini penggunaan system Analitytic Hierarchy Process (AHP) sangat jarang digunakan di indonesia masih banyak pelatih menilai atlet melalui pengukuran antropometri atau berdasarkan pengamatan visual saja, penggunaan system ini mempermudah mencari calon bibit atlet yang akan menjadi seorang juara terutama pada cabang olahraga Marathon yang membutuhkan daya tahan fisik dan mental yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakat atlet marathon usia 20-25 tahun. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan Analitytic Hierarchy Process (AHP) untuk mengetahui elemen mana yang memiliki peran penting dalam mendukung atlet marathon. Mixed-Methode Research (MMR) digunakan dalam peneleltian ini dengan studi popular dan memberikan kuesioner kepada 25 pelatih yang ada di Jawa Barat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kriteria somatotype adalah kriteria terpenting dengan presentase 33.3% dan tiga sub-kriteria terpenting yaitu mesomorph 16.3%, endomorph 8.7% dan ectomorph 8.3% serta sub-kriteria terendah yaitu tinggi duduk 3.8%. model identifikasi bakat ini dapat mementukan variable priotitas dalam identifikasi bakat atlet marathon.
Copyrights © 2024