Penyakit kulit merupakan masalah kesehatan global yang signifikan, berdampak luas pada kualitas hidup individu dan sering memerlukan penanganan medis yang intensif. Penelitian ini mengeksplorasi hubungan antara perilaku masyarakat dan sanitasi lingkungan terhadap kejadian penyakit kulit. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross-sectional, yang melibatkan 30 sampel yang dipilih secara acak dari populasi sekitar 1.000 orang di Desa Teluk Sentosa, Kabupaten Labuhanbatu, pada Desember 2023. Variabel independen yang diteliti adalah personal hygiene dan sanitasi lingkungan, sementara variabel dependen adalah keluhan penyakit kulit, termasuk gejala seperti gatal, kemerahan, ruam, atau luka yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan aktivitas sehari-hari. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan wawancara langsung dengan responden, kemudian dianalisis menggunakan uji Chi-Square dengan batas signifikansi p-value ≤ 0,05. Hasil analisis bivariat menunjukkan hubungan signifikan antara personal hygiene (p=0.000) dan sanitasi lingkungan (p=0.000) dengan keluhan penyakit kulit. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki personal hygiene dan sanitasi lingkungan yang baik cenderung tidak mengalami keluhan penyakit kulit. Sebaliknya, responden dengan personal hygiene dan sanitasi lingkungan yang buruk lebih sering mengeluhkan gejala penyakit kulit. Hasil ini menekankan pentingnya upaya menjaga kebersihan pribadi serta memperbaiki kondisi sanitasi lingkungan sebagai langkah pencegahan utama terhadap penyakit kulit. Temuan ini juga memberikan wawasan penting untuk merancang intervensi kesehatan yang lebih efektif dan berkelanjutan dalam komunitas.
Copyrights © 2024