Penyiraman tanaman khususnya pada tanaman anggrek diperlukan perhatian khusus, dikarenakan tanaman anggrek memiliki batas kelembapan udara 60-80 % RH dan suhu lingkungan antara 18 – 34 ̊C. Oleh sebab itu proses penyiraman anggrek tidak boleh terlalu lembab atau kering. Pada program sejuta anggrek di Kelurahan Baru, Jakarta Timur, penyiraman masih dilakukan manual dan tidak adanya kontrol kelembapan dan temperatur. Penyiraman dilakukan manual dan bergantung pada tenaga kerja manusaia. Terdapat sekitar 200 pot anggrek di Kelurahan Baru yang harus disirami tiap harinya. Kegiatan pengabdian ditujukan untuk menerapkan sistem penyiraman pada tanaman anggrek di Kelurahan Baru dengan sistem penyiraman otomatis berbasis mikrokontroler. Sensor DHT22 digunakan untuk mendeteksi kelembapan dan tempertaur disekitar tanaman anggrek. Dengan berbasis mikrokontroler parameter kelembapan 60% dan temperatur maksimum 33 ̊C dapat mengaktifkan relay pompa. Air dipompa menggunakan pompa DC 12 Volt bertenaga baterai. Untuk penyiraman digunakan selang-selang agar menjangkau posisi tanaman, dan diberi nozzle sprayer supaya air yang disemprotkan berupa kabut. Alat ini menggunakan energi mandiri dari tenaga surya 30 Wp. Dari hasil kegiatan, alat bekerja secara otomatis di temperatur 33 ̊C, dan minimum kelembapan di 60 %RH. penyiraman terjadi sekitar 2-3 kali dalam waktu 6 jam. Pengisian baterai dari panel surya bekerja baik, pada tegangan maksimum 14,6 Volt.
Copyrights © 2024