Jurnal Agrotek Lestari
Vol 10, No 1 (2024): April

Multiplikasi Tunas Pisang Barangan Merah (Musa acuminata Colla) Dengan Beberapa Konsentrasi BAP Secara In vitro Multiplication of Banana cv. Barangan Merah (Musa acuminata Colla) Shoots with Several BAP Concentrations In Vitro

Fadilla, Fadilla (Unknown)
Kesumawati, Elly (Unknown)
Basyah, Bakhtiar (Unknown)
Setyowati, Mita (Unknown)



Article Info

Publish Date
06 May 2024

Abstract

ABSTRACT Conventional banana propagation has not been able to meet the increasingly widespread need for banana seeds. Therefore, it is necessary to propagate by in vitro culture using growth regulators in the culture medium. The research was conducted at the Plant Tissue Culture Laboratory, Faculty of Agriculture, Syiah Kuala University. This research used a non-factorial Randomized Group Design (RAK). This research consists of 2 stages, namely induction and multiplication. The induction stage used banana weevil of cv. Barangan Merah as explants and induced in medium containing MS+ BAP 3 mgL-1. The second stage was multiplication of treated banana cv. Barangan Merah shoots. The treatment of multiplication stage was the BAP concentration which consisted of 5 levels, namely 0 (control), 8, 10, 12 and 14 mgL-1. Each treatment was repeated 8 times, so that there were 40 experimental units. The results showed that the survival percentage of Barangan Merah explants at the multiplication stage was 100% at 8 weeks after planting (WAP). The BAP concentration of 8 mgL-1 tended to be better for shoot emergence time (7.88 WAP), explant shoot height (2.73 cm), number of explant leaves (2.33 pieces), and plantlet formation time (37.33 HST). BAP concentration of 12 mgL-1 tended to be better for the number of shoots (3.71 shoots). BAP concentration of 14 mgL-1 tended to be better for leaf emergence time (28 HST). The medium without BAP (control) tended to be better for the number of explant roots (4.67 roots). Keywords: Banana shoots, benzyl amino purine, cytokinin, propagation, weevil explant ABSTRAK Perbanyakan pisang secara konvensional belum mampu memenuhi permintaan bibit pisang secara luas sehingga perlu dilakukan perbanyakan secara kultur in vitro dengan menggunakan zat pengatur tumbuh pada media kultur. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola non faktorial. Penelitian ini terdiri dari 2 tahap, yaitu induksi dan multiplikasi. Tahap induksi menggunakan eksplan bonggol pisang Barangan Merah dan diinduksi pada media MS+ BAP 3 mgL-1. Tahap kedua adalah multiplikasi tunas pisang Barangan Merah yang diberi perlakuan. Perlakuan pada tahap multiplikasi adalah konsentrasi BAP yang terdiri dari 5 taraf yaitu 0 (kontrol), 8, 10, 12 dan 14 mgL-1, dengan 8 kali ulangan, sehingga terdapat 40 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase hidup eksplan bonggol Barangan Merah pada tahap multiplikasi adalah 100 % pada umur 8 minggu setelah tanam (MST). Konsentrasi BAP 8 mgL-1 cenderung lebih baik terhadap waktu muncul tunas yaitu 7,88 hari setelah tanam (HST), tinggi tunas eksplan (2,73 cm), jumlah daun eksplan (2,33 helai), dan waktu terbentuk planlet (37,33 HST). Konsentrasi BAP 12 mgL-1 cenderung lebih baik terhadap jumlah tunas (3,71 tunas). Konsentrasi BAP 14 mgL-1 cenderung lebih baik terhadap waktu muncul daun (28 HST). Konsentrasi tanpa BAP (kontrol) cenderung lebih baik terhadap jumlah akar eksplan (4,67 akar). Keywords: Benzil amino purin, sitokinin, perbanyakan, tunas, eksplan bonggol

Copyrights © 2024






Journal Info

Abbrev

jagrotek

Publisher

Subject

Agriculture, Biological Sciences & Forestry

Description

Jurnal Agrotek Lestari (JAL) merupakan media publikasi ilmiah yang membahas isu aktual di bidang agroteknologi mengenai permasalahan yang berkaitan dengan Ilmu Agronomi dan Produksi Tanaman, Ilmu Tanah, dan Proteksi Tanaman. Jurnal Agrotek Lestari terbit dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan ...