Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola manajemenlaba yang digunakan oleh manajer pada perusahaan manufaktur yangmasuk ke papan perdagangan utama di Bursa Efek Jakarta, sertapengaruh selisih kurs dalam mendukung pola manajemen labatersebut. Sampel penelitian ditentukan dengan metode purposivesampling, yaitu perusahaan manufaktur yang masuk atau pindah kepapan perdagangan utama sebanyak 17 perusahaan.Untukmenghasilkan nilai discretionary accrual digunakan Model ModifikasiJones sesuai dengan yang direkomendasikan oleh penelitian Dechowet al (1989). Kemudian dilakukan uji regresi selisih kurs terhadappola manajemen laba yang di proksikan dengan discretionary accrualsUji beda laba (t-test) dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yangpindah ke posisi papan perdagangan utama, untuk mengetahuiapakah terjadi indikasi praktik manajemen laba pada perusahaansampel. Hasilnya adalah terjadi beda laba, yang di representasikandengan ROE, antara sebelum dan setelah masuk papan perdaganganutama. Sehingga, diindikasikan terjadi praktik manajemen laba yangdilakukan oleh manajer agar perusahaan masuk dalam papanperdagangan utama.Hasil uji Model Modifikasi Jones menghasilkan nilai discretionaryaccruals yang positif dan sebagian besar perusahaan sampel (10perusahaan) cenderung naik penggunaan discretionary accruals untukmenaikkan laba perusahaan. Sehingga pola manajemen laba yangdigunakan oleh sebagian besar perusahaan sampel adalah increasingincome. Hasil ini wajar, karena manajer termotivasi untuk menaikkanlaba agar bisa masuk atau pindah ke papan perdagangan utama.Sedangkan hasil uji regresi selisih kurs terhadap discretionaryaccruals sebagai proksi dari pola manajemen laba adalah tidaksignifikan. Jadi selisih kurs tidak mempengaruhi atau bukannyasebagai faktor pendukung yang utama bagi perusahaan untukmendukung pola manajemen laba yang digunakannya yaitu increasingincome.
Copyrights © 2008