Kesuburan tanah merupakan indikator yang menentukan keberhasilan dalam dunia pertanian. Salah satu parameter yang menentukan tingkat kesuburan tanah adalah pH tanah karena mempengaruhi tingkat ketersediaan unsur hara dan pertumbuhan tanaman. Metode pengujian pH tanah sederhana yang bisa diterapkan oleh petani dalam menentukan kesuburan tanah diantaranya potensiometri, kolorimetri, dan bisa menggunakan kertas pH. Penelitian ini bertujuan membandingkan metode pH tanah yang dapat diterapkan pada lahan pertanian di Kabupaten Garut Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran menggunakan pH meter pada sampel tanah Desa Maripari Kecamatan Sukawening sebesar 6,18 menunjukkan agak masam, sampel tanah Kp. Nangewer, Situgede sebesar 6,21 menunjukkan agak masam, sampel tanah Desa Girijaya, Kecamatan Cikajang sebesar 7,48 menunjukkan netral dan sampel tanah Pamekarsari, Banyuresmi sebesar 5,25 menunjukkan kriteria masam. Pengukuran menggunakan PUTK pada sampel tanah Desa Maripari Kecamatan Sukawening dan Kp. Nangewer, Situgede menunjukkan agak masam, sampel tanah Desa Girijaya, Kecamatan Cikajang menunjukkan agak basa dan sampel tanah Pamekarsari, Banyuresmi menunjukkan kriteria masam. Pada pengukuran menggunakan kertas lakmus pada sampel tanah Desa Maripari Kecamatan Sukawening dan Kp. Nangewer, Situgede menunjukkan masam, sampel tanah Desa Girijaya, Kecamatan Cikajang menunjukkan basa dan sampel tanah Pamekarsari, Banyuresmi menunjukkan kriteria masam. Berdasarkan hasil uji pH tanah yang telah dilakukan, pengukuran menggunakan pH meter lebih tepat karena nilainya lebih terukur.Kata Kunci: kesuburan tanah, pH tanah, pH meter, PUTK, lakmus
Copyrights © 2024