Daycare di Indonesia masih banyak yang belum memadai dari segi fasilitas, infrastruktur bahkan proses pembelajarannya. Padahal tingkat kebutuhan tiap tahunnya terus meningkat dikarenakan semakin meningkatnya jumlah orangtua, khususnya ibu yang bekerja. Daycare sendiri merupakan tempat penitipan bagi bayi, balita, anak-anak pra sekolah dan usia sekolah mulai dari usia 0-36 bulan. Prinsip Daycare sendiri terdiri dari 4 (empat), yaitu Tempa, Asah, Asih dan Asuh. KeempatĀ aspek tersebut merupakan pertimbangan utama dalam penyelenggaraan tempat penitipan anak, dan tentu saja masing-masing diantaranya memiliki kebutuhan arsitektural yang spesifik untuk mendukung pelaksanaan prinsip itu. Tempa memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas fisik dan upaya pemeliharan kesehatan anak. Asah merupakan pengembangan seluruh potensi anak melalui belajar dan bermain. Asih memiliki tujuan untuk pemenuhan kebutuhan anak terhadap perlindungan diri, dan yang terakhir asuh yang memiliki tujuan pembentuk kualitas kepribadian sang anak. Diantara banyaknya penerapan metode penyelenggaraan Daycare, terdapat salah satu metode pendidikan yang banyak diterapkan ialah metode Montessori. Metode Montessori sendiri merupakan sebuah metode pendidikan yang terbentuk oleh lingkungan sang anak dan anak mendapat kebebasan untuk menentukan materi pembelajarannya. Lingkungan tersebut kemudian menciptakan ruang yang sesuai dengan kebutuhan anak. Adapun terdapat 5 (lima) fokus sistem pendidikan metode montessori, yaitu latihan Practical life, pembelajaran melalui sensori, bahasa, kultur dan matematika. Penelitian ini menggabungkan keempat prinsip penerapan Daycare dan penerapan metode Montessori untuk menghasilkan kajian kebutuhan ruang yang sesuai dengan prinsip penyelenggaraan Daycare tipe Montessori.
Copyrights © 2022